AMBON, MALUKU- SD Kristen 1 dan 2 Hunuth, Durian Patah milik Yayasan Pendidikan Kristen J.B Sitanala di resmikan oleh Wali Kota Ambon, Jumat (12/1/2018) setelah sebelumnya seluruh ruangan kelas belajar maupun ruang kepala sekolah ludes terbakar pada 2016 lalu.
Kepala sekolah SD Kristen 1 Hunuth-Durian Patah, Angel Patimukai dalam laporannya menyebutkan, kebakaran ini merupakan kejadian kedua kalinya sejak dibangun pada tahun 1963 lalu, sebab pasca kerusuhan tahun 1999, dan juga mengalami musibah yang sama pada 2016 lalu. Siswanya pun dipindahkan ke SMKN 3 Waiheru.
Pembangunan sekolah menelan anggaran Rp 1, 2 Miliar bersumber dari APBD Kota Ambon.
Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy dalam sambutannya menjelaskan, pendidikan merupakan investasi jangka panjang, yang harus di persiapkan guna mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu menjawab tantangan zaman.
Untuk itu, pemkot Ambon memberikan perhatian besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan, dengan sasaran prioritas menjadi pemerataan pendidikan, peningkatan mutu dan manajamen pelayanan pendidikan.
“Pemerintah menyadari sungguh, melalui pendidikan, kita mampu melahirkan pemimpin-pemimpin dan generasi penerus bangsa yang berkuilitas, oleh karena itu, kemajuan sektor pendidikan sudah seyogyanya menjadi tanggungjawab kita bersama,’’katanya.
Ia memberikan apresisai yang tinggi kepada stakholder dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan secara khusus Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) DR.J.B Sitanala yang telah menyediakan sarana pendidikan yang representatif, sekaligus memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).
“Kualitas pendidikan harus dapat kita jaga dan di tingkatkan, menciptakan selalu hubungan harmonis antara pengelola sekolah dan yayasana agar terjadi kerjasama yang baik antara kedua pihak, hal ini di perlukan agar adanya transparasnsi/keterbukaan, dan komunikasi yang baik, itu menjadi kata kunci penting dalam keberhasilan pengelolaan manajemen sekolah,’’ujarnya.
Ia menyebutkan, proses pembelajaran di sekolah merupakan media interaksi antara siswa dan para guru dalam proses tranformasi ilmu melalui pengetahuan dan proses pembentukan karakter, untuk itu di butukan sarana pembelajaran yang memadai, baik sekolah berupa alat pembelajaran maupun gedung sekolah yang layak, sehingga akan tercipta kenyamana dan keamanan para siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
“Sekolah ini segera di manfaatkan pengunaannya dalam proses belajar mengajar untuk mencetak calon-calon pemimpin masa yang produktif, kompetitif, inovatif, visoner serta beraklak mulia,’’ katanya. (IN-01/EV)
