AMBON,MALUKU – Anggota DPR RI Mercy Barends marah,kala kunjungannya ke Kabupaten Aru dua hari lalu ada laporan masyarakat terkait upaya investasi terselubung .Investasi tersebut,disinyalir atas rekomendasi Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman .
Hal ini terungkap karena kedatangan Mentan Amran Sulaiman di Kabupaten Kepulauan Aru belum lama ini dan berencana ingin mendatangkan investor guna menjadikan Aru sebagai Lumbung Ternak .Oleh karenanya, dikecam habis oleh Barends.
Barends kepada awak media disela-sela Safari Natal di beberapa titik di Kota Ambon,Rabu (13/12/2017) merasa heran.Pasalnya, lumbung ternak itu akan dibangun diatas 198.000 Hektar (Ha) Hutan. Karena menurutnya,luas hutan di Aru tidak sampai diangka itu.
Diceritakan Barends,ketika mendengar informasi tersebut, dirinya telah meminta secara langsung klarifikasi Gubernur Maluku Said Assagaff terhadap luas hutan yang akan digunakan itu.
Gubernur mengaku, jika luas hektar yang digunakan bukan untuk pembangunan investasi tebu namun rencananya Menteri Pertanian akan mendatangkan investor untuk menjadikan Aru sebagai lumbung ternak.
Barends katakan,pastinya ini memancing gejolak masyarakat Kepulauan Aru bagian selatan karena luasan hektar hutan tidak sampai pada angka itu.
“Saya kemudian ditelpon berulang-ulang minta agar kebijakan ini tidak lagi dilaksanakan, mengingat posisi hutan Aru saat ini,”ungkap Barends.
Barends akui, kedatangan Mentan beberepa waktu lalu memang untuk mendorong agar investasi masuk di Kabupaten Aru dan letak kunjungannya di bagian selatan yang safananya masih terhampar cukup luas. Namun ,menurut masukan warga sekitar yakni hutan di Kabupaten Aru hanya tersisa 6 persen yang terbagi habis dalam hutan konversi, industri dan alih konversi.
Sebutnya,menyangkut dengan hamparan yang luas, namun untuk Aru selatan disiapkan sebagai pengamanan ketahanan lokal bagi fauna yang hidup disana misalnya, Rusa dan lain sebagainya.
“Apa artinya, investasi datang namun rakyat kemudian menderita, jika seluruh hutan dipakai lalu seluruh masyarakat mau tinggal dan di pindahkan kemana ?” ungkapnya.
Legislator asal PDI Perjuangan ini merasa janggal dengan hitungan luas hutan di Aru ala investor milik Mentan RI ini. Pasalnya, perjuangan Save Aru waktu itu luas hutannya hanya 162.000 Ha kepada PT .Menara Group sedangkan lahan yang dilepaskan bagi 28 anak perusahan itu mencapai 128.000 Ha.
“Kok bisa ya ,Mentan dengan investornya mampu menyebutkan bahwa hutan di Aru mencapai 198.000 Ha. Jika ini dilepaskan maka dipastikan masyarakat Aru tidak lagi menyanyikan lagu Indonesia Raya tapi Indonesia Air-Airku,”katanya.
Dirinya menilai, lebih enjoy jika pemerintah pusat melakukan pengembangan investasi dibidang kelautan sehingga luas lautan Maluku dan Aru benar-benar termanfaatkan. Dia menambahkan, dirinya akan kembali ke Jakarta dan langsung menyurat kepada Mentan,bila perlu ketemu untuk kembali membicarakan rencana investasi itu.
“Jika investasi yang masuk tidak memperhatikan hak masyarakat, maka tentunya saya yang akan berada di posisi paling depan berjuang bersama masyarakat,”tuturnya.
Bebernya,cukup hal tersebut terjadi di hutan Pulau Seram, Hutan di MTB yang habis dibabat, jangan lagi di Aru.
“Saya tidak mau kejadian dalam memperjuangkan hak masyarakat melawan PT Menara Group, karena Saya tidak ingin melihat masyarakat turun lagi dengan panah-panah. Untuk itu, Saya akan memperjuangkan masalah ini di pusat.Kalau hutan Seram dan MTB habis untuk investasi,jangan lagi di Aru,”tegasnya. (IN-06)
