SBB, Maluku- Kaum intelektual dengan basic ilmu peternakan asal Kabupaten Seram Bagian Barat mengapresiasi penuh langkah Bupati untuk mewujudkan Kabupaten dengan julukan Saka Mese Nusa tersebut sebagai lumbung ternak di Provinsi Maluku.
Hal ini diungkapkan oleh Yudin Hitimala selaku salah satu alumni Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon, Selasa (27/12/2017).
Sehubungan dengan itu, Bupati SBB Drs M.Yasin Payapo, M.Pd bersama Ketua Balai Embrio Ternak Cipalang Kabupaten Bogor telah menandatangani nota kesepahaman Memorandum Of Understanding (MoU) 12 Desember 2017 lalu di Kantor Bupati Kabupaten Seram Bagian Barat.
Menurut Hitimala, Kabupaten Seram Bagian Barat memiliki prospek yang baik untuk pengembangan peternakan pasalnya SBB memiliki luas lahan yang menjanjikan dan ditunjang dengan potensi air dan hijauan yang baik untuk dijadikan sebagai bahan pakan ternak.
Sub sector peternakan ini menjadi salah satu mata pencaharian penting bagi masyarakat pedesaan di SBB yang mana di SBB sendiri banyak masyarakat yang menjadikan pekerjaan di sub sector peternakan sebagai mata pencaharian sampingan dan menjadi tabungan keluarga dalam mencukupi kebutuhan hidup mereka. Namun nyatanya potensi sub sector peternakan ini sangat sedikit mendapatkan sentuhan untuk diperhatikan. Sehingga langkah Bupati melakukan MoU dengan pihak Balai Embrio Ternak Cipalang Kabupaten Bogor ini adalah langkah maju yang terkoneksi dengan visi misi Bupati dalam hal pemanfaatan sumberdaya peternakan untuk mewujudkan kesejahteraan petani di Kabupaten Seram Bagian Barat.
Hitimala yang juga merupakan Mantan Koordinator Wilayah V Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) Daerah Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua ini menambahkan, pembangunan sub sector peternakan di suatu wilayah akan maju bila semua komponen yang berkompeten harus terlibat dan turut berpartisipasi, komponen-komponen tersebut antara lain pihak pemerintah, swasta, akademisi dan masyarakat. Sehingga ia berharap agar Pemkab SBB juga harus melibatkan pihak akademisi dalam rangka melakukan pengkajian dan penelitian terhadap wilayah-wilayah di SBB sebagai daerah potensial pengembangan peternakan.
Di samping itu, petani peternak yang ada di SBB rata-rata memiliki latar belakang pendidikan adalah tamatan sekolah dasar dengan pengetahuan terkait manejemen pemeliharaan ternak sangat minim, sehingga guna menyukseskan program di maksud yang dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat di SBB maka para petani peternak sebagai masyarakat penerima bibit harus diberikan penguatan berupa pendidikan, pelatihan, kursus atau dalam bentuk penyuluhan peternakan kepada mereka agar ada transpormasi pengetahuan manejerial peternakan kepada mereka guna memperbaiki budaya beternak masyarakat kita dari system pemeliharaan tradisional kea rah yang lebih maju.
Ia juga menambahkan, Sudah banyak pengalaman dimana bantuan-bantuan serupa diberikan kepada masyarakat begitu saja tanpa pendampingan yang baik kepada pihak petani peternak, sehingga hasil yang diharapkan juga tidak tercapai. Maka dari itu dia berharap agar SDM peternakan terutama para sarjana peternakan di SBB juga harus dilibatkan dalam program ini, minimal mereka menjadi pendamping para petani peternak di lapangan agar ada proses pendampingan dan fungsi control bisa dilakukan terhadap petani peternak kita di lapangan.
Hitimala, yang juga merupakan Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET) Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon ini juga menambahkan bahwa ia sebagai sarjana peternakan yang berasal dari daerah ini sangat mendukung program pemerintah ini.
Dia optimis bila program ini dilakukan secara baik melalui perencanaan yang matang, pelaksanaan yang tepat, pengawasan yang ketat dan evalusi yang baik maka cita-cita Bupati SBB Drs. H. Moh. Yasin Payapo, M.Pd sebagaimana visi misinya untuk mewujudkan SBB sebagai lumbung ternak dalam menyediakan pangan hewani yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) di Kabupaten Seram Bagian Barat guna mendukung tercapainya swasembada daging nasional dapat terwujudnyatakan dengan baik. (IN-14)
