Bula,Maluku- Wacana partai Demokrat untuk memasangkan Abdullah Vanath mendampingi kadernya yang juga anggota DPR RI, Michael Wattimena untuk maju pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Maluku tahun 2018 mendatang rupanya harus gigit jari. Mantan bupati Seram Bagian Timur (SBT) dua periode itu rupanya memilih tetap berpasangan dengan Herman A. Koedoeboen. Meskipun belum mendapatkan rekomendasi partai politik (parpol), keduanya berkomitmen maju pada Pilkada melalui jalur perseorangan.
“Saya memang diajak sebetulnya, dalam politik itu hal yang biasa, beberapa kawan-kawan di Demokrat mengajak untuk saya kemungkinan buka opsi berpasangan dengan Pak Michael (Michael Wattimena), Pak Michael itu kawan saya, cuma saya kan sudah dari awal jalan dengan Pak Hery (Herman Koedoeboen). Saya dengan Pak Hery sudah berkomitmen, kami susah dipisahkan, “ungkap Vanath kepada wartawan dikediamannya dikota Bula, (1/11/2017)
Dikatakan, komitmen untuk berpasangan dengan Kordoeboen telah dimatangkan sejak dia ingin mencalonkan diri pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Maluku tahun 2018 mendatang. Keduanya telah berkomitmen bila maju dipilkada harus tetap bersama namun bila tidak maju juga harus tetap bersama-sama. Untuk itu, meski mendapat tawaran dari parpol untuk memasangkannya dengan figur lain, Vanath mengaku tetap memilih Herman.
“Kalau kami dua lolos Alhamdulillah kami tetap tempur. Tapi kalau kemudian kami tidak lolos tidak ada cerita bagi kami siapa yang bisa dipasang ke kandidat lain, kami berdua berkomitmen lolos sama-sama, tidak lolos juga sama-sama, nah bagi kami itu soal integritas, “tegas dia.
Pasangan yang mengusung tagline “HEBAT” ini telah memilih maju bertarung pada pilgub Maluku 2018 mendatang melalui jalur perseorangan (independen). Jalur independen ini telah disiapkan sebelumnya untuk mengantisipasi bila keduanya tidak mendapatkan rekomendasi parpol. Antisipasi dilakukan mengingat perebutan rekomendasi parpol banyak mendapat tantangan dan hambatan.
“Meskipun pada awalnya kami berproses di partai politik tapi secara diam-diam langkah independen itu sudah kami siapkan 4 bulan lalu. Alasannya sederhana, saya punya pengalaman ditahun 2015, saya sendiri saja itu mendapatkan tantangan disana-sini, sampai partai yang saya punya sendiripun akhirnya saya terganjal. Oleh karena itu, dengan pengalaman itu, saya sudah memperhitungkan, kalau yang dulu cuma saya sendiri saja menjadi ancaman berat apalagi kalau saya sudah bergabung dengan Pak Herman Koedoeboen pasti lebih berat lagi, “ujar Vanath.
Pilihan untuk maju melalui jalur independen sudah dimatangkan dengan baik. Saat ini, tim telah diturunkan ke 11 kabupaten/kota untuk melakukan penggalangan KTP. Penggalangan KTP dilapangan mendapat sambutan positif dari masyarakat. Hal ini terbukti meskipun tidak diminta masyarakat maupun simpatisan dengan sendirinya memberikan KTP mereka kepada tim HEBAT yang diturunkan itu.
“Sebenarnya di 11 kabupaten/kota itu kita sudah bergerak dan cukup intensif karna dukungan masyarakat juga cukup kuat. Bisa dilihat kurang lebih sama saja seperti di SBT. Biar saya tidak ada disini tapi masyarakat sendiri inisiatif (kumpul KTP). Keadaan yang sama juga terjadi di kabupaten/kota yang lain. Soal hasil saya kira pada saatnya nanti kita akan sampaikan, tetapi kami optimis dengan target 250 ribu di 11 kabupaten/kota bisa kita capat, “jelas dia.
Sementara itu, tekait dengan adanya pasangan kandidat lain yang ingin maju melalui jalur yang sama menurut Vanath, hal itu merupakan hak semua pihak. Yang terpenting, rencana untuk maju pada Pilkada Maluku melalui jalur independen itu bukan dilakukan untuk mengganjal dia dengan Herman.
“Semua orang punya hak, tapi saya kira masyarakat sudah cerdas untuk menilai apakah ini serius ataukah memang cuma boneka yang disiapkan untuk menghambat lajunya pasangan Hebat. Saya tidak mau berspekulasi, masyarakat Maluku sudah cerdas, “harapnya.
Menurut Vanath, rencana mengganjal pasangan HEBAT maju pada Pilkada Maluku 2018 mendatang sudah dilakukan sejak pasangan tersebut berproses untuk mendapatkan rekomendasi partai politik. Bukan pada perebutan rekomendasi parpol, pasangan itu kembali mendapat tantangan yang sama usai memutuskan maju melalui jalur perseorangan.
“Kami berjuang di partai itu tidak gampang dan kami mendapatkan tantangan yang luar biasa. Saya kira juga setelah kami memutuskan untuk independen ada juga langkah berikut yang dipakai untuk bisa mengganjal, ya mungkin salah satu diantaranya itu. Kenapa saya bilang seperti itu, karna modal untuk memenuhi syarat (maju Pilkada) itu cuma 9 kursi. Ada kandidat lain yang sudah 15 kursi, jadi sebenarnya yang dikejar bukan untuk memenuhi persyaratan tapi untuk membatasi pergerakan-pergerakan pasangan lain. Ya bisa jadi setelah kami putuskan dengan independen pasti ada upaya lagi tapi saya tidak mau berspekulasi saya pikir rakyat Maluku sudah mengerti, “ungkap dia.
Sejumlah parpol hingga saat ini belum memutuskan mengeluarkan rekomendasi kepada siapa kandidat yang akan diusung pada pilgub nanti. Meskipun memutuskan maju melalui jalur independen namun Vanath mengaku masih tetap membangun komunikasi dengan parpol-parpol tersebut. Selain partai Demokrat dan Gerindra, dua parpol lain yang masih dilakukan komunikasi adalah PKB dan PDIP.
“Proses kami di PKB dan PDIP tetap berjalan, komunikasi tetap intens kita bangun tentunya diikuti dengan harapan, tetapi karna batas waktu independen ini juga tanggal 22 sampai 26, maka kami tidak mau bermain judi dengan waktu. Kalau kami terlalu fokus dengan sejuta harapan disana, tiba-tiba di injuri time kita diputuskan tidak mendapatkan rekomendasi partai, lalu kita mau bergerak dengan independen tiba-tiba waktu kita habis maka habislah sudah. Itulah kenapa 2 jalur ini tetap kita pakai, independen kita all out, intens komunikasi dengan partai juga tetap kita laksanakan, “ujar dia. (IN-17)
