Politik

Versi KCI LSI Network Maluku Ingin Gubernur Baru 43,8 Persen,  Resistensi Terhadap Petahana Meningkat

Ambon, Maluku – Hasil temuan dan analisis survei Konsultan Citra Indonesia (KCI) Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network, gelombang resistensi terhadap Petahana Gubernur Maluku Said Assagaff makin meningkat. Pasalnya, resistensi tersebut mulai terlihat jauh, sebelum Pilkada dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2018, bahkan makin banyak mereka yang tak ingin lagi Petahana memimpin Maluku kembali dan berkeinginan adanya Gubernur baru. Penilaian tersebut, per Oktober masih menginginkan Maluku punya Gubernur baru sebesar 43,8 persen. Sementara yang tetap ingin Gubernur lama hanya sebesar 31,2 persen, serta sebesar 25,0 persen tidak menjawab.

Menurut Peneliti LSI Network Ikram Masloman kepada wartawan, penyebab resistensi terhadap Petahana Bapak Said Assagaff, dari riset kuantitatif berdasarkan kuisioner yang ditanyakan kepada masyarakat, yang ditemui oleh responden.

” Ada tiga penyebab resistensi terhadap Petahana yakni, pertama, tidak ada perubahan di Maluku selama lima tahun. Kedua, sebagian masyarakat ingin adanya perubahan di Maluku berdasarkan tema kami, hingga timbul sentimen ingin perubahan tersebut. Ketiga, diteliti dari yang ingin Petahana memimpin kembali persentasenya dibawah 50 persen. Publik menilai tidak ada perubahan dalam kehidupan. Maka atas dasar itu, terjadi sentimen dimata publik,” jelas Ikram, dalam konfrensi pers di The City Hotel Ambon, Rabu, (18/10/2017).

Oleh karenanya tambah Ikram, survei yang dilakukan pada tanggal 27 September sampai 5 Oktober 2017, melalui tatap muka terhadap 660 responden dan margin of error plus minus 3,9 persen.

” Saat ini, elektabilitas Petahana Said Assagaff hanya dibawah 40 persen, yaitu diangka 32,3 persen. Sebagai petahana, tentunya ini bukan elektabikitas yang memadai. Dengan elektabikitas hanya dibawah 40 persen, tentunya terbuka Lebar bagi penantangnya untuk mewujudkan keinginan adanya Gubernur baru di Maluku. Sejumlah bakal calon Gubernur yang berpotensi menjadi Gubernur baru di Maluku adalah Murad Ismail pada posisi 10,9 persen, Barnabas Orno di posisi 8,8 persen, Abdullah Vanath 8,4 persen, Abdullah Tuasikal 6,8 persen, Richard Louhenapessy 6,5 persen serta Herman Koedoeboen diangka 5,4 persen,” sebutnya.

Sementara itu, per Kabupaten/Kota yang masih menginginkan petahana memimpin sebagian masyarakat di Kabupaten Buru, Maluku Tenggara, Seram Bagian Barat dan Kota Tual. Sedangkan Kota Ambon, Buru Selatan, Kepulauan Aru, Maluku Barat Daya, Maluku Tengah, Maluku Tenggara Barat dan Seram Bagian Timur dengan persentase yang beragam. (IN-06)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top