JAKARTA- Mabes Polri membenarkan pelontar granat yang ada di penyimpanan kargo Bandara Soekarno-Hatta adalah milik mereka. Hanya saja penggunaanya bukan untuk pertempuran.
Komandan Korps Brimob Irjen Murad Ismail menyebutkan, senjata itu digunakan untuk sekedar melumpuhkan. Penggunaanya juga bukan untuk di Jakarta.
“Senjata ini ada yang dibawa ke Poso dan Papua. Di Jakarta, kami belum pernah menggunakan,” kata Murad di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (30/9/2017).
Dia pun menyebutkan, senjata tersebut tidak untuk diisi amunisi yang bisa langsung membunuh sasaran. Dalam beberapa kali penggunaan pelontar granat, polisi hanya mengisinya dengan gas air mata, peluru karet, atau peluru kosong.
“Tidak mati, hanya kejut. Paling sial luka,” sebut Murad.
Walaupun penggunaan pelontar granat buatan Bulgaria itu terbatas di daerah tertentu. Murad mengatakan, satuan Brimob di seluruh Indonesia sudah memilikinya. Hanya saja penggunaanya terrbatas hanya untuk antisipasi adanya teror di dalam kota.
Sebagai informasi, sempat beredar kabar adanya 280 pucuk Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46mm yang diimpor Polri dari Bulgaria, tertahan di penyimpanan kargo Bandara Soekarno-Hatta. Senjata yang diimpor PT Mustika Duta Mas tiba dengan pesawat sewaan Antonov An-12 TB dengan maskapai Ukraine Air Alliance UKL 4024 pada Jumat (29/9) malam. (IN/KUM)
