Ambon, Maluku – Nampaknya, DPP Demokrat masih konsisten mengusung BMW pada pilgub Maluku, karena Demokrat berprinsip, selagi ada kader partai yang kompeten akan diutamakan sambil berkomunikasi mencari pendamping.
Duduk semeja di Komisi IV DPR RI, sebagai sesama pimpinan Komisi, nyatanya Michael Wattimena sangat dekat dan intens dengan teman-teman pimpinan lintas partai politik. Diantaranya, Edy Prabowo dari Partai Gerindra, Viva Yoga Mauladi dari PAN (Wakil Ketua DPP PAN), Roem Kono dari Partai Golkar dan Daniel Johan dari PKB (Wasekjen dan Ketua Desk Pilkada PKB 2017).
“Jadi jujur saja saya mau katakan begini, saya banyak tahu terkait pergerakan teman-teman yang mau ingin juga mendapatkan partai politik (parpol). Tapi saya berada pada sumber yang tepat. Saya berada di orangnya,” ungkap Wattimena kepada wartawan usai menghadiri malam syukuran ke-60 tahun SMAS Kristen YPKPM Ambon, disela-sela makan malam bersama angkatannya yakni 88, di Restoran Dua Ikan, (14/10/2017).
Buka-bukaan Wattimena beberkan, orang mencari Daniel untuk bertemu, tapi dirinya sudah bertemu dalam tupoksi dia bersama mereka sebagai sesama pimpinan di Komisi IV. Sama pula dengan Pak Viva Yoga serta pimpinan lintas parpol lainnya, untuk PAN ke Siapa, sudah jelas katanya.
“ Jadi kita tidak bisa dikadalin dan dikibulin karena kita sudah tahu. Pak Daniel bagaimana Maluku untuk PKB? Pak Daniel terangkan begini, begini. Kita tahu persis, bukan harus pakai perantara si A, B dan C untuk bertemu Pak Daniel. Untuk bertemu Sekjen dan Ketum, Saya bisa langsung, karena sama-sama di Komisi, ” bebernya.
Dirinya merasa diuntungkan bersama mereka sebagai pimpinan di Komisi IV.
” Menguntungkan bagi Saya bersama Pak Viva, Pak Daniel dan kedua teman lainnya satu meja. Jadi kadang-kadang hiruk pikuk di Ambon, Maluku, Saya diam-diam saja. Karena Saya sudah tahu,kan pada sumber yang tepat. Disinggung dirinya jalin komunikasi intens dengan PKB, Watimena katakan berkomunikasi dengan semua parpol dan figur siapa saja. Saya komunikasi dengan siapa saja. Saya tidak pernah menutup ruang, karena Saya punya kekurangan. Kalau kita punya kekurangan, masa menutup diri? Harus bangun komunikasi,” tandasnya. (IN-06)
