LANGGUR, MALUKU- Atraksi terjun payung yang sebelumnya di jadwalkan akan ditampilkan pada acara puncak pelaksanaan event Festival Pesona Meti Kei (FPMK) jilid II, batal dilaksanakan.
Padahal kegiatan tersebut menjadi salah satu kegiatan yang paling di tunggu tunggu masyarakat kepulauan Kei. Melihat atraksi ini merupakan pemandangan langka, yang jika di laksanakan, maka akan menjadi atraksi terjun payung yang pertama kali dilaksanakan dikepulauan Kei.
Usut punya usut, Cuaca buruk yang melanda wilayah kepulauan kei belakangan ini menjadi faktor utama atraksi tersebut tidak jadi di tampilkan.
Komandan TNI Angkatan Udara Dumatubun Langgur , Letkol Pnb Rony Widodo kepada awak media di Mako Lanud Ahad (22/10/2017) menyampaikan, Lanud Dumatubun Langgur jauh-jauh hari telah mempersiapkan segala perencanaan dan perancangan terkait teknis pelaksanaan terjun payung pada acara puncak FPMK nanti.
“Ini menyangkut keamanan terbang, kita di TNI AU punya istilah ‘Safety is Periority’ keselamatan adalah yang kita prioritaskan. Memang sebelumnya saya dapat informasi kalau Oktober nanti tepatnya puncak acara FPMK, cuaca di kepulauan Kei akan bagus, namun ternyata tidak sesuai dengan perkiraan kita. Kondisi cuaca sekarang ini berawal dan anginnya juga variable, ini yg menjadi pertimbangan kita karena beresiko. Takutnya jangan sampai tujuan kita untuk menghibur masyarakat malah jadi masalah, itu yg harus kita hindari,”ungkapnya.
Widodo merincikan jarak aman untuk melakukan atraksi terjun payung, minimal 6000-7000 feet atau 2000 meter dari permukaan laut. Itu berarti dengan jarak tersebut kondisi langit harus dalam keadaan clear atau tidak berawan. Sedangkan untuk kondisi saat ini jarak clear atau bebas awan hanya berkisar antara 1500-2000 feet, sehingga kondisi tersebut sangat beresiko untuk keselamatan peserta turjun payung.
“Jarak aman ada pada 2000 meter dengan kondisi clear atau tidak berawan sehingga atrasi tersebut lebih safety dan masyarakat pun dapat menikmati pemandangan yang atraktif dengan baik. Kalau sekarang jarak clear dari permukaan laut hanya berkisar antara 1500-2000 feet, dan itu cukup bahaya kalau para penerjun harus menembus awan yang otomatis akan menghalangi penglihatanya mereka,”pungkas Widodo.
Sebelumnya, untuk memeriahkan FPMK TNI AU akan mempersiapkan kurang lebih 20 penerjun profesional yang akan di bawa dari Markas besar TNI AU di Jakarta, dengan mengunakan pesawat jenis CN 235 untuk melakukan atraksi terjun payun pada puncak acara FPMK. Dalam atraksi tersebut para penerjun akan pakaian adat kepulauan kei. Selain itu juga para penerjun akan melakukan pengibaran bendera Merah Putih di atas udara dengan ketinggian sekitar 6000 -7000 feet atau kurang lebih 2000 meter dari atas permukaan laut. (IN-11)
