Ambon, Maluku – Masa kelam pasca konflik kemanusian yang terjadi di Maluku dan Maluku Utara membuat masyarakat menjadi sadar akan sebuah perdamainan yang perlu dibina dan dijaga. Kesadaran diri akan kehidupan yang aman dan damai itulah membuat masyarakat yang ada di Maluku dan Maluku Utara dengan kerelaan hati menyerahkan senjata-senjata yang dirakit maupun senjat-senjata peninggalan jaman penjajahan kepada aparat TNI.
Hal ini dibuktikan dengan adanya pemusnahan beberapa pucuk senjata yang dilakukan oleh pihak TNI seusai pelaksanaan perayaan HUT Ke-72 TNI, Kamis (5/10/2017) di lapangan merdeka Ambon. Pemusnahan senjata tersebut dilakukan secara langsung oleh Kasdam XVI/Pattimura Brigjen Tri Soewandono, Gubernur Maluku Ir Said Assagaff, Kepala Kejaksaan Tinggi Maluku, Dr Manumpak Pane, Kapolda Maluku Irjen Pol Drs Deden Juhara, Wadan Tamal IX Ambon Kolonel Marinir Imam Sopinggih dan Wadan Lanud Pattimura Letkol Pedro, dengan cara memotong bagian senjata dengan mesin pemotong yang telah disediakan dilokasi pemusnahan senjata.
Berdasarkan rekapitulasi pemotongan senjata rakitan tertanggal waktu penyerahan dari tanggal 6 Oktober 2016 – 5 Oktober 2017 dengan total keseluruhan berjumalah 726 pucuk senjata laras panjang dan pendek yang diserahkan Masyarakat Maluku dan Maluku Utara kepada Aparat TNI. Total keseluruhan senjata yang diserahkan diperincikan sebagai berikut, untuk total senjata laras panjang yang diserahkan untuk wilayah Maluku sebanyak 221 pucuk dan senjata laras pendek sebanyak, 122 pucuk, Untuk wilayah Maluku Utara total senjata laras panjang yang diserahnya sebanyak 317 pucuk senjata, dan 65 pucuk senjata laras pendek.
Penyerahan senjata oleh Masyarakat ke Satuan Yonif 726/Tamalatea untuk wilayah Maluku senjata yang diserahkan 136 senjata laras panjang dan 55 senjata laras pendek, untuk wilayah Maluku Utara senjata yang diserahkan 249 senjata laras panjang dan 38 senjata laras pendek. Yonif 734/ Satria Nusa Samudra (SNS) untuk wilayah Maluku senjata yang diserahkan 56 senjata laras panjang dan 43 senjata laras pendek, Yon Armed 12/K untuk wilayah Maluku senjata yang diserahkan 1 senjata laras panjang, untuk wilayah Maluku Utara senjata yang diserahkan 57 senjata laras panjang dan 22 senjata laras pendek.
Satgas SGI, untuk Wilayah Maluku senjata yang diserahkan 5 senjata laras panjang, dan 8 senjata laras pendek, Den Intel Kodam XVI/Pattimura, untuk wilayah Maluku senjata yang diserahkan 3 senjata laras panjang dan 4 senjata laras pendek, Kundam XVI/Pattimura dengan senjata yang diserahkan untuk wilayah Maluku 7 senjata laras panjang dan 6 senjata laras pendek, Bintaldam XVI/Pattimura, dengan senjata yang diserahkan untuk wilayah Maluku 1 senjata laras panjang, Rindam XVI/Pattimura dengan senjata yang diserahkan, 1 senjata laras panjang.
Kodim 1504/Ambon dengan senjata yang diserahkan untuk wilayah Maluku 3 senjata laras panjang dan 1 senjata laras pendek, Paldam XVI/PAttimura, dengan senjata yang diserahkan untuk wilayah Maluku 1 senjata laras pendek. Kodim 1501/Ternate dengan senjata yang diserahkan untuk wilayah Maluku Utara, 4 senjat laras panjang dan 2 senjata laras pendek, Kodim 1505/Tidore, dengan senjata yang diserahkan untuk wilayah Maluku Utara 4 sennjata laras panjang. Kodim 1508/Tobelo, dengan senjata yang diserahkan untuk wilayah Maluku Utara 3 senjat laras panjang dan 3 senjata laras pendek, Kodim 1507/ Saumlaki dengan senjata yang diserahkan untuk wilayah Maluku 1 senjata laras panjang dan 1 senjata laras pendek, Jasdam XVI/PAttimura dengan senjata yang diserahkan untuk wilayah Maluku 2 senjata laras panjang, Bekangdam XVI/PAttimura dengan senjata yang diserahkan 1 senjata laras pendek, Yonif 732/Banau dengan senjata yang diserahkan untuk wilayah Maluku 3 senjata laras panjang dan 2 senjata laras pendek, Yonif 515/UTY, dengan senjata yang diserahkan 2 senjata laras panjang.
Kegiatan pemusnahan senjata tersebut juga turut dilakukan oleh Raja Kaitetu, Raja Amahusu, Raja Hatusua dan Raja Hitu yang juga terlibat dalam pemusnahan senpi yang diserahkan oleh masyarat yang ada di wilayah Maluku dan Maluku Utara.
Kepala Penerangan Kodam XVI/Pattimura, Kolonel Armed (Arm) Sarkistansi Sihaloho kepada wartawan di lokasi pemusnahan senjata tersebut menjelaskan, tahun 2017 merupakan moment yang patut disyukuri karena di tahun 2017 ini, kesadaran masyarakat dalam menjaga perdamaian di Maluku dan Maluku Utara melalui kesadaran diri melakukan penyerahan senjata dari masyarakat cukup tinggi.
“ Ini merupakan satu rekor, yang mana untuk rekor tertinggi penyerahan senjata dari masyarakat kepada pihak TNI yaitu di tahun 2017. Pada saat pelaksanaan operasi di tahun 2007 senjata yang berhasil diserahkan masyarakat kepada pihak TNI berjumlah 604. Untuk tahun 2017 dibulan Oktober penyerahan senjata rakitan yang diserahkan Masyarakt ke pihak TNI berjumlah 609 pucuk senjata dengan jumlah senjata organik sebanyak 47 pucuk senjata jenis laras panjang maupun laras pendek yang merupakan senjata campuran dari jenis Revorver, SP, dan sebagainya,” tutur Perwira TNI berpangkat Kolonel itu.
Dikatakannya, 607 pucuk senjata yang kini diamankan oleh pihak TNI semuanya tidak disita secara paksa dari masyarakat melainkan kesadaran masyarakat sendiri yang menyerahkan senjata-senjata mereka ke pihak TNI.
“ Kita saat ini memang sedang melaksanakan operasi PAM Rahwana dengan pendekatan yang dilakukan oleh TNI yaitu melalui pendekatan keaman dengan mengutamakan pendekatan kesejahteraan. Dengan langkah yang dilakukan oleh TNI dalam operasi PAM Rahwana ini membuat masyarakat menjadi sadar dan merasa aman sehingga dengan sendirinya masyarakat menyerahkan senjatanya kepada pihak TNI tanpa adanya sebuah paksaan yang dilakukan oleh TNI. Kita hanya menyampaikan bahwa menyimpan senjata api merupakan sebuah tindakan pidana yang melanggar hukum,” Ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, sebagai kompensasinya akan kesadaran dengan penyerahan senjata dari masyarakat kepada pihak TNI, TNI terus menggalakan program emas biru kepada masyarakat yang berada pada pesisir pantai dan emas hijau kepada masyarakat yang berada di lokasi penggunungan berupa pemberian bibit jenis tanaman.
“ Ini merupakan prestasi yang cukup besar, kami dari Kodam XVI/Pattimura mengucapkan terimah kasih kepada masyarakat Maluku dan Maluku Utara yang telah dengan kesadarannya telah menyerahkan senjata kepada pihak TNI. Harapan kami kedepan dihimbau bagi masyarakat yang masih menyimpan senjata ditempatnya masing-masing agar bisa menyerahkan kepada aparat TNI,” Ucapnya.
Ditambahkannya, untuk perimbangan penyerahan senjata yang senjata dari masyarakat Maluku dan Maluku Utara, keduanya hampir berimbang namun untuk akhir-akhir ini penyerahan senjata lebih didominasi oleh kesadaran masyarakat Maluku Utara yang diserahkan kepada Satgas 726 Tamalatea yang baru saja diserah terimahkan untuk kembali ke Satuan asalnya yang memecahkan recor terbanyak penyerahan senjata dari masyarakat. Untuk Maluku sendiri khususnya di Pulau Ambon sudah berkurang penyerahan senjata oleh masyarakat kepada aparat TNI,yang mana kebanyakan hanya di Masyarakat Pulau Seram dan Masyarakat Maluku Utara.
“ Untuk senjata-senjata yang berhasil diserahkan oleh Masyarakat kepada aparat TNI merupakan sisa-sisa yang belum dipastikan apakah dulunya digunakan oleh masyarakat dalam konflik di Maluku atau tidak. Karena bila dilihat dari postur senjatanya, senjata-senjata tersersebut merupakan sisa-sisa peninggaln jaman penjajahan Jepang , seperti senjata 12,7 yang diserahkan oleh Masyarakat Morotai Maluku Utara kepada Aparat TNI. Untuk senjata rakitan yang telah diamankan oleh Aparat TNI akan dihancurkan semuanya, namun untuk senjat organik ada beberapa yang akan diserahkan ke Museum seperti senjata-senjata peninggalan penjahan Jepang dan Belanda yang perlu dilestarikan menjadi sebuah benda sejarah,” Tandasnya. (IN-07)
