Seram Bagian Timur

Warga Pulau Parang SBT Keluhkan Minimnya Tenaga Kesehatan Dan Pendidikan

Ambon,Maluku- Danrem 151/Binaiya, Kolonel Inf Christian K. Tehuteru dalam perjalanannya ke Kabupaten Seram Bagian Timur, Jumat (22/09) menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Pulau Parang dan melihat langsung kesulitan yang dialami masyarakat. Dalam kunjungan kerja ke Pulau Parang di Kabupaten Seram Bagian Timur tersebut, Danrem menyempatkan diri untuk menyampaikan permasalahan warga yang didapat saat acara tatap muka Danrem bersama dengan Forkompimda dan Tokoh-Tokoh Masyarakat asal Seram Bagian Timur.

Kepala Penerangan Korem 151/Binaiya Mayor Czi Gerald. N.L. Tobing kepada INTIM NEWS, Sabtu (23/9/2017) kemarin mengatakan, kegiatan tatap muka Danrem dengan Forkompimda dan Tokoh-Tokoh Masyarakat Seram Bagian Timur (SBT), merupakan kegiatan teritorial yang dilakukan dalam rangka menjalin tali silaturahmi sekaligus sebagai sarana berbagi informasi khususnya tentang perkembangan situasi dan kondisi wilayah untuk selanjutnya bagaimana menjaga situasi dan kondisi yang ada tetap aman dan kondusif sehingga roda kehidupan masyarakat berjalan dengan baik dan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.

” Dalam acara tersebut Perwira Menengah yang pernah bertugas di Papua ini juga menyampaikan permasalahan pendidikan dan kesehatan yang dialami masyarakat di Pulau Parang dimana dua desa yang ada disana baik Desa Namalena dan Desa Namandan memiliki permasalahan pendidikan dengan minimnya tenaga pengajar. Salah satu contoh adanya Sekolah Dasar yang hanya memiliki satu guru saja sehingga anak-anak usia Sekolah Dasar hanya mendapat ilmu pelajaran secara terbatas akibatnya mereka menghabiskan waktu dengan bermain,” tutur Perwira Korem 151/ Binaiya berpangkat satu bunga melati itu.

Lebih lanjut dikatakannya, hal ini yang mendapat perhatian dari Danrem, sehingga disarankan agar ada jalan keluar dalam mengatasi masalah pendidikan di daerah terpencil dengan membentuk tenaga pengajar untuk ditugaskan dalam periode tertentu mengajar di daerah serta dilakukan rotasi mengajar agar kebutuhan pendidikan bagi anak-anak dapat terwujud.

“Kita harus kreatif dalam hal pendidikan, karena memang anak-anak muda kita generasi penerus ini bisa lebih baik daripada kita”, ujar Danrem 151/ Binaiya.

Ditambahkannya, permasalahan lainnya seperti kurangnya fasilitas kesehatan juga dialami masyarakat Pulau Parang. Minimnya tenaga kesehatan seperti perawat dan tidak adanya dokter menjadi kendala bagi masyarakat untuk mendapat layanan kesehatan yang baik.

” Oleh sebab itu Danrem mengajak Forkopinda dan tokoh masyarakat SBT untuk peduli dan memperhatikan permasalahan yang ada serta bersama-sama mengatasinya. Selain itu Danrem juga menyarankan agar pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah sedapatnya tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup,” ungkap Kapenrem. (IN-07).

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top