AMBON, MALUKU – Bakal calon (balon) Gubernur Maluku Ir. Said Assaggaf dan Irjen Pol Murad Ismail, di nilai sama-sama belum final mendapat rekomendasi PPP, pasca Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) I Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Maluku, yang di gelar di Hotel Marina pada tanggal 17 September tahun 2017 lalu.
Pernyataan ini disampaikan Wakil Sekretaris bidang Infokom dan Hubungan Media DPW PPP Maluku, Husein Tuharea SE, di Ambon via telephone selulernya.
Husein menegaskan, dalam mukerwil pertama itu, beberapa keputusan telah dilahirkan, yang salah satunya adalah keputusan tentang dua nama balon Gubernur Maluku, yang akan di bawa ke DPP sebagai laporan atas hasil pelaksanaan Mukerwil Pertama PPP Maluku.
“Menurut Saya inilah esensinya, bahwa keputusan Mukerwil tersebut sejalan dengan tahapan yg diatur oleh juklak terkait dengan pilkada,” tandas mantan aktivis HMI cabang Ambon ini.
Ia menambahkan, kita harus mengklarifikasi ini untuk diketahui oleh publik bahwa dalam pandangan umum, DPC PPP Se Maluku, ternyata hanya enam DPC yang menginginkan Irjen Pol Murad Ismail.Menurutnya itu belum final karena tidak ada suara mayoritas. keinginan beberapa DPC itu bagian dari aspirasi dan dinamika yang terjadi di PPP.
” Saya kira dinamika ini yang kemudian membedakan PPP dengan partai lain. Kita begitu terbuka terhadap aspirasi DPC -DPC, dan sekaligus sebagai bahan evaluasi kondisi terkini partai, terkait pilgub Maluku sampai dengan mukerwil pertama dilaksanakan. Intinya adalah keputusan hasil Mukerwil itu merekomendasikan Ir. Said Assagaff dan Irjen Pol Murad Ismail untuk di bawa ke DPP,” tambahnya.
Jelasnya, kalau hanya enam DPC, ini bukan suara mayoritas.
“Komposisi sebenarnya jika mau di hitung adalah seimbang. Yang kemarin itu enam DPC adalah DPC ARU, SBB, SBT, Malteng, Buru dan Bursel menginginkan pak Murad. Tapi DPC Kota Ambon, Kota Tual, MTB dan MBD menginginkan pak Said Assagaff. Sedangkan DPC Malra merekomendasikan keduanya. Belum lagi suara DPW PPP Maluku sendiri.Kira-kira Anda tahu kemana. Kalo sekenanya seperti ini sudah tentu seimbang, dan tidak ada suara mayoritas dukungan,” tegas Tuharea.
Sambungnya , jika DPW mengumpulkan ulang DPC – DPC sudah pasti peta dukungannya akan berubah kembali.
“Ini berdasarkan komposisi DPC- DPC yang baru terpilih pada rangkaian Mukerwil kemarin,” tandasnya .
Oleh sebab itu, peluang keduanya mendapat rekomendasi DPP PPP, Tuharea yang juga Jurnalis CNN Indonesia ini menjelaskan, keduanya punya peluang yang sama mendapatkan rekomendasi PPP.
“Pada prinsipnya bahwa ketika keduanya telah mengikuti pentahapan di DPW PPP Maluku, maka mereka sudah menjadi bagian dari PPP.Jadi kita tidak lagi berbicara tentang kader atau bukan kader. Soal hasil mukerwil & diskresi oleh DPP, keduanya diatur dalam juklak & itu sah-sah saja, kenapa ada pihak yang terlalu khawatir dengan pemanfaatan hak preogatif dari DPP, ” heran Tuharea.
Contoh kasus tuturnya, pada Pilwakot kemarin, Rapimcab DPC PPP Kota Ambon, menghasilkan satu pasangan calon atas nama saudara Paulus Kastanya & saudara M A S Latuconsina, tapi kemudian DPP merekomendasikan pasangan calon atas nama saudara Richard Louhenapessy & saudara Syarif Hadler, yang bertentangan dengan hasil Rapimcab dan kemudian memenangi pilkada kota Ambon. Kalau seperti ini kira kira DPP memakai rujukan apa kalau bukan, mekanisme diskresi yang ditetapkan dalam juklak DPP.
Yang pasti lanjut Tuharea, keputusan rekomendasi DPP akan berjalan normatif dan rasional. Selain melihat hasil Mukerwil, tentu DPP akan mempertimbangkan aspek lain sesuai yang diamanatkan dalam juklak Partai, salah satunya yang terpenting adalah hasil survey,”ucapnya .
Sembari menambahkan, dalam waktu dekat kita akan membawa hasil Mukerwil ini ke DPP. (IN-06)
