Lintas Maluku

Mubes Ikatan Wari-WA (Latu-Honitetu), Wujud Persaudaraan Lintas Agama di Maluku

Ambon, Maluku – Perwujudan kehidupan persaudaraan dikalangan dua komunitas kakak dan adik yang berbeda agama Muslim dan Nasrani tak mengurangi tali persaudaraan yang ada di Desa Latu Kecamatan Amalatu dan Desa Honitetu di Kecamatan Inamosol, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Hal inilah dibuktikan dengan penyelengaraan Musyawarah Besar (Mubes) Ikatan Persaudaraan Wari-WA (Latu-Honitetu) Periode 2017-2018, dengan tema ‘Melalui Musyawarah Besar Ikatan Persaudaraan Latu- HoniTetuh (Wari-Wa), Kita Lestarikan Budaya Untuk setiap Generasi Sebagai Cermin Umat Beragama Di Maluku’

Selaku sesepuh dari Negeri Latu Dr Abidin Wakano S.Ag dalam arahannya pada Mubes Ikatan Persaudaraan Latu- HoniTetuh, mengatakan Mubes yang dilakukan ini merupakan upaya yang dilakukan oleh generasi muda dan masyarakat Negeri Latu dan Negeri Honitetu untuk mengembangkan kehidupan persaudaraan Wari dan Wa sebagai modal sosial kehidupan masyarakat pada dua Negeri Latu dan Honitetu yang kultural.

” Kegiatan Mubes ikatan persaudaraan Latu dan Honitetu merupakan sebuah momentum untuk mempererat tali silahturami Latu dan Hunitetuh. Persaudaraan yang dibangun oleh Wari dan Wa (Gandong) yang merupakan perwujudan dari kehidupan umat beragama yang tanpa dibatasi oleh batasan agama, maupun perbedaan- perbedaan yang semua terangkum dalam sebuah jalinan persaudaraan,” ungkap Dr Abindin Wakano.

21555954_206995453170665_1664549533_oDikatakannya, untuk mengembalikan Wemale, Yamane dan Amane (Amunye) Wadah yang sudah terbentuk dapat mengembalikan lokal jenius kearifan-kearifan lokal yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan antara Wari (Kakak) dan Wa (Adik), harus diwujudkan dalam rasa saling memiliki sebagaimana tertuang dalam pepatah potong dikuku rasa di jantung, ale rasa beta rasa, sagu salempeng di patah dua. Saling mendukung, saling memahami dengan menghidupan kehidupan kearifan lokal dalam mewujudkan hubungan persaudaraan.

Sambutan dari sesepuh Honitetu, Andreas Hengki Koli, SH,MH, dalam arahannya mengatakan, kegiatan Mubes yang dilakukan oleh Ikatan Persaudaraan Wari-WA (Latu-Honitetu) sebagai kegiatan gandong Latu dan Honitetu yang sudah lama di idam-idamkan oleh Masyarakat Negeri Latu dan Honitetu. Namun karena dibatas dengan kesibukan sehingga kegiatan mubes Ikatan Persaudaraan Wari-WA (Latu-Honitetu) baru terlaksana. Mudah-mudahan kegiatan Mubes yang dilakukan oleh Mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Persaudaraan Wari-WA (Latu-Honitetu) bisa ditindak lanjuti secara baik oleh Pemerinta Negeri Latu maupun Pemerintah Negeri Honitetu.

Dikatakannya Mubes Wari-Wa Ini merupakan titik awal dari hubungan persaudaraan yang dilakukan dilakangan generasi muda kakak beradik (Gandong). Kedepannya kami selaku sesepuh dan masyarakat Latu dan Honitetu akan melakukan sebuah kegiatan panas pela yang akan melibatkan semua masyarakat berserta tokoh-tokoh masyarakat untuk kembali mempererat kehidupan persaudaraan dan sejarah Negeri Latu dan Honitetu yang terkikis karena perkembangan jaman.

” Ini bukanlah sebuah momen konsolidasi politik, namun kegiatan Mubes yang dilakukan oleh Ikatan Persaudaraan Wari-WA (Latu-Honitetu) suatu wadah perkumpulan pesaudaraan yang mencerminkan kehidupan yang rukun diantara orang bersaudara Muslim dan Nasrani,” ungkap Sesepuh Honitetu.

Ketua Panitia Mubes Ikatan Persaudaraan Latu-Honitetu Dani Tebiari kepada Intim News, mengatakan, melihat budaya persaudaraan sedarah (Gandong) Latu dan Honitetu yang sudah semakin pudar, sehingga untuk mewujudkan suatu kehidupan kekeluargaan generasi muda bersama dengan masyarakat, para tokoh pemuda dan sesepuh Desa Latu dan Honitetu bersepakat untuk membentuk sebuah wadah bagi generasi muda ini yang sebagai wadah untuk berkumpul dan saling mengenal sebagai kehidupan kakak beradik. (IN-07)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top