SBB, Maluku – Semangat dan tagline Kase Bae SBB yang digelorakan Bupati dan Wakil Bupati, Drs. Muhammad Yasin Payapo, M.Pd dan Timotius Akerina, SE, M.Si, tampaknya bukan isapan jempol semata, pasalnya tim Dirjen Perhubungan Udara telah menjawab usulan Pemda SBB untuk segera memiliki bandr udara umum yang dapat dijadikan bandara Transit Pattimura Ambon. Tim telah melakukan pengecekan langsung, survei dan mengevaluasi feasibily study yang dilakukan oleh PT Studiotama Maps Konsultan.
Demikian diungkapkan, Plt. Kadis Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Barat, Adjait, SH, M.Si didampingi Kabid Udara Dishub, Drs. La Majidun pada media ini di Kantornya, Desa Niniari, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Jumat (8/9/2017).
Menurutnya feasibility study sudah dilakukan pada tahun 2016. Tim Dirjenhubudara sudah mengecek dan mengevaluasi hasil survei pada tiga titik alternative. Untuk titik pertama alternatif di Desa Kawa, alternatif kedua di Pulau Osi- Pelita Jaya dan altrenatif ketiga di dataran Pulau Osi-Kota Nia pada 14-15 Agustus 2017 pada titik koordinat geografis 3`0`52.18” LS – 128`6`46`81 BT.
Dikatakan, dari tiga alternatif tersebut yang dianggap memenuhi kelayakan yaitu pada titik alternatif ketiga, yaitu Pulau Osi-Kotania Atas, Desa Eti, Kecamatan Seram Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat yang menjadi Pilihan.
Menurutnya, Bupati, Drs. Muhammad Yasin Payapo, M.Pd telah bersurat ke Gubernur Maluku pada 29 Agustus 2017 terkait dukungan rencana pembangunan Bandar Udara Umum Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai hasil study kelayakan PT Studiotama Maps Konsultan. Jarak pembangunan bandara sekitar 15 kilometer atau 45 menit dari Kota Piru, dan diharapkan nantinya mampu memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat Seram Bagian Barat.
“Bupati, Drs. Muhammad Yasin Payapo, M.Pd telah bersurat ke Gubernur Maluku pada 29 Agustus 2017 terkait dukungan rencana pembangunan Bandar Udara Umum Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai hasil study kelayakan PT Studiotama Maps Konsultan. Jarak pembangunan bandara sekitar 15 kilometer dari Kota Piru, dan diharapkan nantinya mampu memberikan dampak yang cukup signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat Seram Bagian Barat,” jelasnya.
Dikatakan, hasil presentasi kita di Kementrian Perhubungan di Jakarta, bahwa bandara umum Kabupaten Seram Bagian Barat sangat disetujui Kepala otoritas wilayah VII Indonesia Timur di Manado. Saat presentasi Kemenhub mengapresiasi dan mendukung penuh pembangunan bandara umum tersebut, karena yang bersangkutan pernah datang ke Pulau Osi saat melakukan kunjungan Wisata.
“Menurut dari kemenhub RI panjang landasan sekitar 1.650 meter dapat didarati Pesawat Cassa jenis ATR-72, namun menurut mereka ini adalah tahap pertama dan dikerjakan secara bertahap, namun tidak menutup kemungkinan bisa jadi ada perubahan agar bandara umum ini dapat didarati pesawat berbadan besar, sehingga apabila terjadi gangguan di Pattimura Ambon, bandara umum Kab SBB bisa menjadi bandara transit, karena selama ini apabila turun kabut besar di Ambon, pesawat rata-rata kembali ke Sultan Hasanuddin, Makasar,” tegasnya.
Dikatakan, untuk membangun bandara umum di Kabupaten Seram Bagian Barat, rencananya akan dianggarkan melalui APBN. Untuk estimasi pembangunan bandara tahap awal sekitar Rp 5 trilliun, didalamnya untuk pembangunan runway, fasilitas Penumpang, bangunan Gedung, sarana dan prasarana pendukung seperti terminal, cargo dan sebagainya.
“Pembangunan bandara umum Kab SBB direncanakan dapat meningkatkan promosi wisata, ekspor dan impor hasil perikanan, pertambangan dan sekaligus sebagai bandara transit dari Pattimura International,” pungkasnya. (IN-14/JSY)
