Ambon,Maluku- Kesalahpahaman yang menimbulkan pro dan kontra pada pembuatan dan penayangan film Banda The Dark Forgotten Trail akhirnya berakhir. Lantai II Hotel Amboina, Jln Kapitan Ulupaha, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon Provinsi Maluku menjadi tempat pertemuan damai kedua pihak.
Pertemuan antara Tokoh Adat dan Pemuda Banda dangan pihak Produser Pembuat Film Banda The Dark Forgotten Trail dimediasi oleh Pangdam XVI/Ptm Mayjen TNI Doni Monardo, , Senin (14/7/208) kemarin.
Hadir dalam temu damai itu, yakni Pangdam XVI/Ptm Mayjen TNI Doni Monardo, Kapendam XVI/Ptm Letkol Arm Sialoho, Melkyas Frans (Ketua Komisi A DPRD Prov. Maluku), Produser Film Banda The Dark Forgotten Trail, Lala Timothi, Sutradara Film Banda The Dark Forgotten Trail Jay Subiakto, Tokoh Pemuda Maluku. Glenn Fredly dan 2 orang rekan, Batara Hutagalung (penulis sejarah), Ikhsan Tualeka (Ketua penyelenggara festival Jembatan Merah Putih), Perwakilan dari Pemprov Maluku, Yusran Salamun. (Perwakilan Tokoh Masyarakat Banda Eli), Gani Suat. (Perwakilan Tokoh Masyarakat Banda Eli), Isa Odar. Dosen Unpatti (Perwakilan Tokoh Masyarakat Banda Eli), Moh. Rizik Serang (Perwakilan Tokoh Masyarakat Banda Eli), Rum Lakui (Perwakilan Tokoh Masyarakat Banda Eli), Mat Lontor. (Perwakilan Tokoh Masyarakat Banda Elat), Gafur Suat. (Perwakilan Tokoh Masyarakat Banda Elat), H. K. Serang, Abd. Azis Lakui, Alan Borut (Tokoh Pemuda Wandan), Hasan P. Latar.(IPPMAWAN), Ny. B. Borut (Sesepuh Wandan), Sindang Arief Salamun (IPPMAWAN), Mboi Futi Rery. (IPPMAWAN), Moh. Sairun (IPPMAWAN), Kamaludin Rery (IPPMAWAN), Iwan Rumra (Pemuda Wandan) serta masyarakat Wandan Pulau Banda yang berjumlah kurang lebih 30 orang.
Pangdam dalam temu damai itu mengungkapkan, dirinya tidak ingin kreatifitas anak muda yang “terpasung “ semangatnya hanya karena adanya perseteruan. Namun untuk menghargai pihak yang berseteru dirinya memastikan Film Banda The Dark Forgotten Trail tidak akan ditayangkan di Bioskop di Maluku. Sebagai klarifikasi, pihaknya akan berupaya untuk membuat film baru yang akan melibatkan masyarakat wandan.
Dikesempatan yang sama, Produser Film Banda The Dark Forgotten Trail, Lala Timoti menyadari akan kelemahan dan kekuarangan film yang menyedot perhatian perfileman tanah air itu.
Namun baginya, Film yang diproduseri dirinya itu bertujuan salah satunya menceritakan tentang perjuangan Leluhur Wandan, Namun seiring dengan adanya pro kontra terkait dengan pembuatan dan penayangan film itu, dia selaku produser dan Crew menyampaikan permohonan maaf kepada para pihak yang merasa dirugikan.
Dia juga berjanji akan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membuat film baru yang akan melibatkan masyarakat Wandan.
Menyikapinya, perwakilan masyarakat Wandan sangat mengapresiasi langkah Produser dan Crew Film Banda The Dark Forgotten Trail untuk meminta maaf kepada masyarakat Wandan dihadapan media dan seluruh para pihak yang hadir.
Dalam temu damai itu, legislator Maluku, Melkias Frans yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi A DPRD Prov. Maluku mengapresiasi Produser dan Crew yang telah mengangkat sejarah Maluku dalam perfileman nasional. Dia juga berharap, apa yang terjadi antara kedua pihak tidak menyurutkan niat para produser perfileman nasional untuk mengeksplorasi sejarah Maluku untuk diangkat di layar lebar. (IN-10/PNDM)
