Ekonomi

OJK Maluku Pacu Perbankan Pada Sektor Produktif

SULI, MALUKU – Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Maluku Bambang Hermanto ,terus memacu perbankan untuk meningkatkan kinerja penyaluran kredit pada sektor produktif.

Menurutnya, penyaluran kredit sektor produktif berkembang positif, secara agregat (kredit modal kerja dan investasi) tumbuh sebesar 0,33 persen (yoy) atau senilai Rp10,42 Miliar menjadi Rp3.199,55 Miliar, sedikit menurun dibandingkan posisi Mei 2017 sebesar 1,80% (yoy) atau senilai Rp55,37 Miliar. Untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat, tren peningkatan ini diharapkan terus berlangsung di semester II, tahun 2017 dan dapat mencapai target pertumbuhan kredit 12 persen diakhir tahun 2017.

”Dukungan pembiayaan oleh perbankan kepada sektor produktif merupakan motor penggerak utama, dalam pembangunan ekonomi masyarakat, karena dari sektor inilah efek berantai kesejahteraan dimulai,” ujar Bambang Hermanto, Sabtu (26/08/2017) di Baguala Resort, dalam agenda Media Update, sebagai kelanjutan dari Media Gathering, yang menekankan bahwa OJK selaku regulator akan selalu bersinergi dengan industri jasa keuangan dalam upaya pengembangan ekonomi di Provinsi Maluku.

Sementara itu sambungnya, sektor usaha mikro, kecil dan menengah juga terus menunjukkan perkembangan positif. Terlihat dari meningkatnya penyaluran kredit kepada sektor usaha ini ,yang meningkat sebesar 8,58 persen year on year (yoy) atau sebesar Rp229,61 Miliar dari Rp2,66 Triliun menjadi Rp2,91 Triliun.Menunjukan,tumbuh lebih besar dibanding posisi Mei 2017, yang tercatat sebesar 6,46 persen (yoy). Sedangkan penyaluran kredit UMKM ,masih didominasi kepada sektor usaha kecil yang mencapai Rp1,20 Triliun atau sebesar 41,20 persen dari total kredit UMKM.

Seperti yang diketahui sebutnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, kriteria usaha mikro hanya sampai dengan 50 juta, usaha kecil 50 juta sampai dengan 500 juta, usaha menengah 500 juta sampai dengan 10 miliar.

“Resiko kredit posisi Juni 2017 menurun, terlihat dari Non Performing Loan (NPL) yang tercatat sebesar 1,45 persen , membaik dibandingkan posisi Mei 2017 sebesar 1,56 persen . Kondisi ini, juga diikuti dengan membaiknya kualitas kredit UMKM pada bulan Juni 2017, tercatat NPL sebesar 3,49 persen , membaik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,79%,”ujarnya.

Secara umum berdasarkan data OJK Maluku, penyaluran kredit perbankan di Provinsi Maluku posisi Juni 2017, tercatat meningkat sebesar 9,84 persen (yoy) atau senilai Rp931,94 Miliar, namun sedikit melambat dibandingkan dengan posisi bulan Mei yang tercatat sebesar 10,15 persen (yoy).

Selain itu, sedikit perlambatan terutama terjadi pada 3 (tiga) sektor ekonomi yaitu Sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan pada posisi Mei 2017 tumbuh sebesar 32,00 persen (yoy) menjadi sebesar 24,03% (yoy) atau senilai Rp22,19 Miliar pada posisi Juni 2017, diikuti sektor Perdagangan Besar dan Eceran dari sebesar 5,28 persen (yoy) menjadi 3,47 persen (yoy) atau senilai Rp72,64 Miliar dan sektor Jasa Pendidikan dari sebesar 88,75 persen (yoy) menjadi sebesar 33,01 persen (yoy) atau senilai Rp414 juta.

Disinggung terkait, posisi Maluku pada peringkat keempat termiskin di Indonesia, Hermanto sampaikan sarannya.

“Ingin keluar dari kemiskinan, dengan perluasan akses keuangan. Pembangunan harus dioptimalkan, karena konektivitas yang sebabkan alur distribusi barang dan manusia terhambat. Lebih dari itu, infrastruktur harus diperhatikan.Kami hanya lembaga pengawas perbankan dan membantu tawarkan solusi .Dengan begitu, akses perputaran ekonomi akan tumbuh dan berkembang pada suatu daerah, hingga masyarakat tidak perlu lagi ke luar wilayah untuk transaksi jual beli, karena sudah tersedianya usaha produktif di daerah tempat tinggalnya.Juga ,harus mendesak pemerintah bertindak adil dari sisi anggaran,”ujarnya. (IN-06)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top