Uncategorized

Mayor Abdullah Tewas Dalam Kontak Senjata di SBT

Bula,Maluku- Mayor Abdullah harus meregang nyawa ditangan Pasukan Tentara separatis Republik Maluku Selatan, saat terjadi kontak senjata di Kabupaten paling Timur di Pulau Seram itu.

Untuk mengenang tewasnya Mayor Abdullah,  Pementasan kolosal dibawakan sejumlah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Bula. Pentas kolosal itu mewarnai rangkaian upacara Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-72 yang berlangsung di Lapangan Pancasila kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Kamis, (17/8).

Drama Kolosal

Pementasan kolosal yang menceritakan tentang gugurnya Mayor Abdullah melawan pasukan pemberontak Republik Maluku Selatan (RMS) dipulau Seram, mendapat antusias dari warga Kota Bula yang hadir menyaksikan pelaksanaan upacara dipagi hari itu.

Mayor Abdullah gugur pada tanggal 25 September 1950 dalam pendaratan di Negeri Angar Seram Timur. Saat itu jabatannya komandan batalyon XVII Divisi Brawijaya. Dan keberadaannya dalam medan pertempuran, dalam rangka penumpasan pemberontakan RMS.

mayor-abdullah-

Mayor Abdullah

Sebelum tahun 1945, pekerjaan Abdullah yang asal Gorontalo itu adalah sebagai “Tukang Becak”. Dirinya buta aksara sampai tahun 1947. Dan baru bisa membaca tulis atas bantuan istrinya. Tapi sebagai orang Auto Didact, Abdullah berhasil mencapai karirnya yang cukup tinggi yaitu komandan batalyon. Dalam peristiwa pertempuran Surabaya 1945, Abdullah bersama arek-arek Surabaya lainnya, bertempur melawan serdadu asing. Saat itu mula-mula bergabung dengan BKR Laut, kemudian menjadi TKR laut (belakangan TLRI) yang merupakan pasukan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Pangkalan VII yang bermarkas didaerah Tanggulangin. Pada tahun 1946, Abdullah memimpin pasukan yang diberi nama “Bajak Laut”. Pasukan ini mampu bertahan disebelah utara Sidoarjo. Dalam pertempuran disekitar Buduran-Sruni, Abdullah mampu memperlihatkan kecakapannya dan keberaniannya.

Karena kemampuannya memimpin pasukan itulah pada April 1947, dia di-serahi memimpin barisan “Pelopor” dengan pangkat Kapten. Ketika TLRI direorganisir pada Maret 1948, Barisan Pelopor berubah menjadi “Depot Batalyon”. Markasnya juga pindah kesekitar Lawang. Sebagai komandan Abdullah naik pangkat menjadi Mayor. Berdasarkan dekrit wakil Presiden, September 1948, TLRI dilebur menjadi TNI. Dan Depot Batalyon, menjadi Batalyon XVII, Brigade I Divisi Brawijaya dibawah Kolonel Sungkono. Perlu diketahui, ketika berlangsung perundingan Linggajati Kapten Abdullah adalah pimpinan pasukan TLRI yang bertugas didaerah Kuningan.

Selain menampilkan pentas kolosal, dalam rangakaian upacara juga ditampilkan sejumlah kegiatan salah satu diantaranya yakni pentas bela diri Kempo yang diperagakan sejumlah anggota satuan Polisi Pamong Praja Dinas Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten SBT.

Bupati SBT4Sebelumnya, Bupati SBT, Abdul Mukti Keliobas bertindak sebagai inspektur upacara pada pelaksanaan upacara HUT kemerdekaan RI ke-72 di Kabupaten SBT. Sementara Kapten Arm. Ismail Lestaluhu, yang juga komandan Koramil Bula dipercayakan sebagai pemimpin upacara.

Kapten Inf. Novri Albert Prafasik komandan Kompi E Yonif 733/Kabaresi mendapat tugas sebagai komandan uapacara HUT Kemerdekaan RI ke-72 dikabupaten SBT.  Sementara Marni Soasiu mendapat kehormatan sebagai pembawa baki tempat Bendera duplikat sang saka merah putih. Marni merupakan siswi pada SMA Negeri 1 Bula.

Pembagian Kartu Indonesia Pintar dan Sertifikat Tanah Gratis

Selain menampilkan pentas kolosal dan pertunjukan bela diri, pada perayaan HUT kemerdekaan RI ke-72 itu juga dilakukan pembagian Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada seluruh siswa Sekolah Dasar (SD) didaerah itu, dengan total nilai anggaran mencapai Rp. 4 miliar. Penyerahan KIP dilakukan secara simbolis oleh Bupati SBT, Abdul Mukti Keliobas kepada sejumlah siswa sekolah dasar yang hadir saat itu. KIP sendiri merupakan program pemerintahan Jokowi-JK yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Tidak hanya KIP, pada momentum tersebut, Keliobas juga menyerahkan secara simbolis ratusan sertifikat hak milik Tanah kepada sejumlah perwakilan warga desa yang hadir pada perayaan HUT kemerdekaan RI ke-72 itu. Dari data yang diterima media ini total sertifikat tanah yang dibagikan mencapai 711 bidang tanah. Dibagikan kepada warga di enam negeri yakni Negeri Kilmoy, Walang Tengah, Kilbat, Waras-waras, Artafela dan Karai. Penerbitan ratusan sertifikat bidang tanah ini merupakan bagian dari program percepatan pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) tahun 2017. (IN-17)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top