Ambon, Maluku.- Secara umum, penyaluran kredit perbankan di provinsi Maluku pada bulan Mei 2017 (yoy) tercatat meningkat sebesar 10,15% atau senilai Rp 942,52 miliar, meningkat dibandingkan bulan April 2017 yang hanya tercatat 9,76% (yoy).
Untuk bulan Mei 2017, penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) meningkat sebesar 6,46% (yoy) atau sebesar Rp 161,56 miliar dari Rp 2.602,64 miliar menjadi Rp 2.661,69 miliar.
“Kondisi ini menunjukan perkembangan yang positif dibandingkan dengan posisi April 2017 yang tercatat sebesar 5,04% (yoy), penyaluran kredit UMKM masih sebagian besar disalurkan kepada usaha kecil yang mencapai Rp 1.144,47 miliar atau sebesar 43,00% dari total kredit UMKM,” jelas Bambang Hermanto, Kepala OJK Provinsi Maluku dalam rilis yang diterima redaksi Intim News, (3/8/2017).
Sedangkan jika dihitung berdasarkan daerah penyaluran kredit, kota Ambon masih menduduki peringkat teratas, diikuti kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual dan Kabupaten MalukuTengah, masing-masing sebesar Rp 5.733,86 miliar, Rp 1.676,27 miliar dan Rp 1. 352,53 miliar. Sedangkan untuk presentase pertumbuhan kredit tertinggi berada pada daerah Seram Bagian Timur dengan 26,25%, diikuti oleh Kabupaten Buru Selatan dengan 17,37%, dan Kepulauan Aru 17,34%.
“Sementara untuk kredit yang berada dibawah rata-rata pertumbuhan kredit provinsi Maluku masih berada pada daerah kota Ambon sebesar 7,62% untuk year on year dan Kabupaten Buru sebesar 8,62% (yoy),” terangnya.
Peningkatan tersebut sambungnya, masih didominasi kredit konsumtif sebagai penyumbang terbesar yaitu pada sektor rumah tangga yakni untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya sebesar Rp 414,98 miliar atau 14,39% dan bukan lapangan usaha lainnya sebesar Rp 358,34 miliar 13,46%.
Sementara itu dari sisi sektor produktif juga menunjukan kontribusi yang semakin meningkat, sebagaimana terlihat pada perdagangan besar dan eceran yang meningkat sebesar Rp 107,05 miliar atau pada posisi 5,28%. Pada sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp 26,66 miliar atau 32%.
Sedangkan secara nominal, portofolio penyaluran kredit di provinsi Maluku pada mei 2017 masih terkonsentrasi pada sektor rumah tangga dan bukan lapangan usaha yakni kredit konsumtif pada 69,37%, sektor perdagangan besar dan eceran 20,86% dan sektor konstruksi 2,34% dari total penyaluran kredit perbankan.
Sedangkan jika dilihat dari sisi risiko kredit pada Mei 2017, rasio non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah di Maluku sebesar 1,56% sedikit membaik jika dibandingkan dengan April 2017 yang tercatat sebesar 1,57% dan terhitung masih jauh dibawah NPL nasional yang tercatat yakni sebesar 3,15%. Sementara NPL kredit UMKM bulan Mei 2017 tercatat sebesar 3,79%, membaik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,89% dan masih berada di bawah NPL kredit UMKM nasional yang tercatat sebesar 4,65% serta NPL indikatif nasional yang maksimal sebesar 5%. (IN-02)
