SBT, Maluku- Ketersedian layanan telekomunikasi yang memadai menjadi barometer kemajuan pembangunan disuatu daerah. Tuntutan pembangunan dibidang telekomunikasi terus menjadi permintaan masyarakat di pulau Kesui, Kecamatan Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Bahkan tuntutan ini dari tahun ke tahun terus menjadi perhatian masyarakat didaerah kepulauan itu.
Janji manis yang dilontarkan sejumlah politisi untuk mengupayakan pembangunan jaringan telekomunikasi didaerah itu hingga kini hanya menjadi isapan jempol semata. Meskipun janji manis itu tidak diimplementasikan, namun tidak mematahkan semangat masyarakat Kesui dan Watubela untuk berusaha mendapatan layanan telekomunikasi baik.
Sejumlah kalangan masyarakat diwilayah terpencil itu pun terus berupaya semaksimal mungkin meminta perhatian pemerintah untuk menyediakan akses telekomunikasi yang memadai bagi warga yang berbatasan langsung dengan Kota Tual dan Maluku Tenggara itu. Namun hingga kini upaya itu rupanya belum mendapat respon pemerintah terutama PT. Telkomsel yang menjadi pelopor tunggal penyedia akses telekomunikkasi di negeri ini.
Masyarakat Kesui pun rela melakukan apa saja untuk bisa berkomunikasi. Bahkan Untuk mendapatkan jaringan seluler, masyarakat sering memanjat pohon dan tebing-tebing tinggi karena akses signal Base Transceiver Station (BTS) yang dipancarkan dari pulau seberang maupun BTS teletuntas yang ada diwilayah itu.
Sejumlah kalangan yang berasal dari Kecamatan Wakate sudah berulang kali melakukan aksi demonstrasi dan tatap muka dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku dan pimpinan Telkom maupun PT.Telkomsel didaerah itu namun hingga kini belum membuahkan hasil.
Dari pertemuan tersebut DPRD lewat Komisi A DPRD Maluku menindaklanjuti dengan merencanakan kunjungan kerja ke Kesui bersama mitra kerjanya. Namun saat itu komisi A periode 2010-2015 yang dipimpin Richard Rahakbauw gagal berangkat lantaran kondisi laut tidak memungkinkan.
Meski telah bertatap muka dengan masyarakat Wakate tapi rencana pembangunan telekomunikasi di Wakate sampai saat ini belum ada realisasi. Segala upaya yang selama ini dilakukan masyarakat pemuda dan mahasiswa Kesui membuktikan wilayah itu sangat membutuhkan akses telekomunikasi yang memadai. Sebab, untuk berkomunikasi masyarakat harus rela melakukan apa saja demi bisa berkomunikasi dengan sanak-saudara yang ada didaerah lain.
Diusia ke-72 tahun kemerdekaan bangsa ini, masyarakat dipelosok Maluku tepatnya di ujung Timur Pulau Seram itu berharap pemerintah bisa melihat persoalaan kesenjangan pembangunan yang terjadi di negeri itu. Sebab, selama ini wilayah itu dinilai sangat tertinggal jauh dari daerah lain di Maluku lantaran minimnya akses telekomunikasi dan transportasi yang dialami. (IN-17)
