Piru, Maluku- Kabupaten Seram Bagian Barat terkenal dengan banyaknya sumber air. Air juga dipakai sebagai tradisi budaya yang melambangkan kearifan local Kabupaten bertajuk Saka Mese Nusa itu. Tiga batang (sungai besar) air masing masing, Sungai Tala, Sungai Eti, dan Sungai Sapalewa, yang selalu dipakai sebagai filosofi masyarakat setempat, merupakan pertanda air bukan sesuatu yang susah ditemui di Kabupaten yang dipimpin oleh Drs. Moh. Yasin Payapo itu.
Namun, hal itu tak tampak dan sangat kontras jika kita masuk lebih jauh ke “lambang pemerintahan” di Kabupaten Seram Bagian Barat, yakni Kantor Bupati SBB dan Kantor DPRD SBB.
Ada hal yang sangat ironi dan sangat memprihatinkan, pada dua bangunan ini (Kantor DPRD dan Kantor Bupati). Ketiadaan air dan sanitasi yang buruk dapat kita temukan di Water Closet atau toilet kedua kantor yang merupakan “pusat komando” administrasi dan politik di Kabupaten SBB itu. Tak jarang bau pesing dapat dicium beberapa meter sebelum masuk ke “tempat pribadi” itu.
Untuk Kantor Bupati, di Desa Morekau, Kecamatan Seram Barat kondisi bau Hosi atau bau Pesing sehingga mengakibatkan bau menyengat di mana-mana, hal ini terlihat mulai dari lantai satu maupun lantai tiga. Selain tidak adanya petugas cleaning service atau petugas kebersihan, ketiadaan air ini sangat memprihatinkan.
“Saya mendesak Bupati, Propinsi Maluku, Drs. Hi. Muhammad Yasin Payapo, M.Pd dan Timotius Akerina, SE, M.Si dengan Slogan Kase Bae Kabupaten Seram Bagian Barat segera memperhatikan hal ini. Sekretaris Daerah, Mansur Tuharea, SH atau Kabag Umum, Ny. Miece Puttileihalat harus lebih tanggap terhadap permasalahan yang bagi mereka sepele itu. Jika kondisi ini terus berlarut maka tak dapat dipungkiri Kabupaten SBB akan jadi bahan cerita para tamu yang mengunjungi kantor Bupati, “ tegas Arman salah satu masyarakat di kantor Bupati SBB, Kamis, (17/8/2017).
Hal yang sama juga terjadi pada Kantor DPRD SBB, Jalan Trans Seram Gunung Melintang, Piru, Kecamatan Seram Barat. Meskipun bangunan terlihat berdiri kokoh dan megah, tetapi pada beberapa titik Kamar Mandi atau WC lebih banyak terkunci mati alias tidak difungsikan, sementara WC yang digunakan atau difungsikan justru berserakan botol-botol air mineral yang berisi air seni. Aroma Pesing pun tercium sampai di ruang paripurna DPRD SBB.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD SBB, Drs. Julianus Maurits Rutasouw kepada media ini mengatakan pembangunan Kantor DPRD untuk WC memang siap, bak penampung air juga siap, namun instalasi yang ada tidak beres, sehingga ketersediaan air pada bak penampung yang disuplay oleh Mobil Tangki air yang disalurkan tidak sampai pada WC yang tersedia atau tempat-tempat yang ada, sehingga kondisi yang ada apabila membutuhkan air harus mengangkut dari tempat-tempat tertentu yang berdekatan dengan bak penampung baru dibawa ke toilet.
“Pembangunan Kantor DPRD untuk WC memang siap, bak penampung air juga siap atau ada, namun instalasi yang ada tidak beres, sehingga ketersediaan air pada bak penampung yang disuplay oleh Mobil Tangki air yang disalurkan tidak sampai pada WC yang tersedia atau tempat-tempat yang ada, sehingga kondisi yang ada apabila membutuhkan air harus mengangkut dari tempat-tempat tertentu,” tegas Legislator asal Dapil Seram Barat, Taniwel, Taniwel Timur itu.
Menurutnya, upaya yang dilakukan DPRD pernah bersurat dan memanggil pihak ketiga yang mengerjakan proyek Kantor DPRD SBB, yaitu Richard Rumpuin alias Uya, namun yang bersangkutan tidak pernah hadir.
Hasil pantauan media ini, para pejabat pada lingkup DPRD dan Kantor Bupati menganggap bahwa pemerintahan Yasin-Akerina sama halnya pemerintahan sebelumnya, bahkan perlu revolusi mental, kalau memang Mansur Tuharea, Kabag Umum serta Sekwan tidak mampu memanage atau mengatur birokrasi pemerintahan lebih baik dipecat dan diganti orang lain, sehingga slogan Bupati dan Wakil Bupati, Kase Bae Kab SBB tidak tercemar dengan ulah oknum-oknum pejabat yang hanya mampu menjawab asal bapak senang (ABS). (IN-14/JSY)
