Ambon, Maluku.- Dana pihak ketiga (DPK) berupa simpanan giro, tabungan dan deposito masyarakat pada industri perbankan menunjukan tren perkembangan yang meningkat pada posisi Mei 2017 dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2016. DPK mei 2017 sebesar Rp 13,42 triliun meningkat sebesar 10,01 % atau sekitar Rp 1,22 triliun dibanding Desember 2016.
Hal ini menunjukan minat dan kepercayaan masyarakat untuk menempatkan dananya di perbankan masih tinggi. Kondisi ini juga diperkuat dengan jumlah rekening penyimpanan yang meningkat cukup signifikan sebanyak 124.697 rekening sehingga untuk year to year menjadi 1.209.965 rekening atau sebesar Rp 3.842,93 miliar atau 28,63% dari total DPK dan giro tercatat sebesar Rp 3.477,49 miliar atau 25,90% dari total DPK.
“Tren DPK yang meningkat dalam 6 bulan terakhir ini diharapkan tetap berlanjut kedepan sehingga dapat menjadi sumber pendanaan untuk penyaluran kredit kepada masyarakat. OJK juga meminta kepada perbankan untuk terus mengedukasi nasabah dan masyarakat bahwa simpanan di perbankan merupakan penempatan dana atau investasi yang aman karena dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),” kata Bambang Hermanto, Kepala OJK Provinsi Maluku dalam rilis yang diterima redaksi Kamis (03/08/2017).
Untuk penyaluran kredit perbankan sendiri pada posisi Mei 2017 sebesar Rp 10.227,40 miliar atau tercatat meningkat sebesar 10,15 % untuk year on year (yoy) dengan nilai peningkatan sebesar Rp 942, 52 miliar. Khusus untuk sektor UMKM, kredit yang disalurkan sebesar Rp 2.661,69 miliar dan tercatat meningkat cukup pesat sebesar Rp 161,56 miliar atau tumbuh 6,46% (yoy). Penyaluran kredit UMKM terbesar masih ditunjukan kepada usaha kecil yang mencapai Rp 1.144,47 miliar atau sebesar 43% dari total kredit UMKM, disusul kredit usaha mikro sebesar Rp 803,34 miliar (30,18%) dan kredit usaha menengah sebesar Rp 713,88 miliar (26,82%).
Kualitas kredit yang ditunjukan oleh rasio NPL tercatat sebesar 1,56% sedikit membaik dibandingkan posisi April 2017 yang hanya sebesar 1,57% dan terhitung masih jauh dibawah NPL nasional yang tercatat sebesar 3,15%. Sementara NPL kredit UMKM bulan Mei 2017 tercatat 3,79%, sedikit membaik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,89% dan masih berada dibawah NPL kredit UMKM nasional sebesar 4,65% serta NPL indikatif nasional yang maksimal sebesar 5%.
Sementara pada sektor industri keuangan non bank, upaya perluasan akses keuangan semakin intensif dilakukan.
“ Saat ini ada 3 program asuransi bersubsidi pemerintah yang dapat diakses oleh masyarakat kecil di Maluku, yakni asuransi nelayan dengan subsidi premi asuransi 100%, asuransi usaha tani padi dengan subsidi premi asuransi 80% dan asuransi ternak dengan subsidi premi 80%,” ungkap Bambang.
Untuk asuransi jiwa nelayan sekitar 10.800 nelayan yang telah menikmati asuransi mikro, sedangkan asuransi usaha mikro tani padi dan ternak, OJK sedang mendorong agar Jasindo bersama pemerintah daerah dapat menyalurkan ke sentra produksi padi dan ternak sapi di Maluku.
Selain itu pada bulan Mei sampai dengan Juli 2017, dua perusahaan lembaga pembiayaan atau multifinance telah beroperasi yakni PT Sinar Mitra Sepadan Finance dan PT Mandiri Tunas Finance, dan dalam waktu dekat satu perusahaan lembaga pembiayaan juga akan segera beroperasi. Semakin bertambahnya jumlah lembaga keuangan di kota Ambon ini menguatkan harapan pemerintah daerah bahwa Maluku merupakan provinsi yang aman dan menarik untuk berbisnis.
Sedangkan untuk pasar modal, bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia, PT Philips sekuritas dan perguruan tinggi terbesar di Ambon, akan diselenggarakan kegiatan kompetisi game investasi atau yang lebih dikenal dengan stocklab competition. Kegiatan ini telah dilaksanakan di beberapa kota besar dan kota Ambon mendapat kesempatan diselenggarakan pada 8 Agustus 2017. (IN-06)
