Bula,Maluku- Aliansi Peduli Masyarakat Waru meminta bupati Seram Bagian Timur (SBT), Abdul Mukti Keliobas segera mencopot Tutiek Juniar Firdaus Menyulu dari jabatannya sebagai camat Teluk Waru karena dinilai tidak maksimal dalam menjalankan tugas sebagai camat. Hal ini disampaikan kordinator Aliansi Peduli Masyarakat Waru, Syahrul Rumata kepada media ini.
“Kami minta bapak bupati segera evaluasi dan copot camat Teluk Waru. Kami menilai beliau (camat) tidak punya niat untuk membangun Teluk Waru karna malas masuk kantor, “ungkap Rumata.
Dikatakan, selain tidak menjalankan tugas dengan baik, sejak dilantik pada 2016 lalu hingga kini camat Tutiek juga tidak pernah melakukan kunjungan silahturahmi ke setiap desa yang ada dikecamatan Teluk Waru. Hal ini mengakibatkan masyarakat Teluk Waru hingga kini tidak mengenal siapa camat yang memimpin kecamatan tersebut.
“Kita sudah turun sampai ke desa-desa diseluruh kecamatan teluk Waru, bahkan masyarakat didesa-desa tidak mengenal camat mereka itu perempuan atau laki-laki. Ini membuktikan bahwa beliau (camat) belum pernah turun ke kampung-kampung, “ungkap dia.
Aliansi Peduli Masyarakat Waru menilai camat Tutiek telah melanggar Peraturan Pemerintah (PP) nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri sipil. Mereka juga mempertanyakan dana operasional kecamatan yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Sebab, anggaran tersebut harus diperuntuhkan untuk operasional kantor dan pelayanan kepada masyarakat.
“Kalau aktifitas kantor camat tidak ada pelayanan untuk masyarakat lalu dimana anggaran sekitar Rp. 300 juta untuk operasional? Dana itu seharusnya dipakai untuk membiayai aktifitas kantor tapi khan camat malas masuk kantor, “katanya.
Dia meminta bupati dan wakil bupati melihat persoalan tersebut untuk segera mengevaluasi kinerja camat Teluk Waru. Hal itu perlu dilakukan untuk membuktikan pelayanan pemerintahan dibawah kepemimpinan Mukti-Fachri sesuai visi-misi yang telah dikampanyekan saat momentum pemilihan kepala daerah lalu.
“Salah satu poin visi-misi itu adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat jadi pak bupati dan pak wakil bupati harus buktikan itu, “pintah Rumata.
CAMAT TELUK WARU BANTAH
Sementara itu, camat Teluk Waru, Tutiek Juniar Firdaus Menyulu saat dikomfirmasi wartawan membantah semua tuduhan yang disampaikan Aliansi Peduli Masyarakat Waru. Menurutnya, apa yang disampaikan Aliansi Peduli Masyarakat Waru tidak benar. Tutiek lantas menunjukkan beberapa foto yang ia dokumentasikan pada ponselnya saat melakukan kunjungan kesejumlah desa dikecamatan Teluk Waru. Salah satu yang ditunjukkan Tutiek adalah foto dia berkunjung ke desa Nama Andan untuk melihat persoalan Dana Desa yang terjadi idesa tersebut.
“Beta (saya) seng (tidak) perlu jawab, beta cuma kasih tunjuk beta pung bukti (foto) saja. Ini beta punya bukti, waktu masalah di Nama Andan ADD seng jalan, di Desa Tubir ada lagi, “ungkapnya.
Kata dia, pelayanan pemerintahan dikantor camat Teluk Waru tetap berjalan meskipun tanpa kehadiran camat. Menurutnya, ketidakhadiran camat juga bukan tanpa alasan yang jelas. Wilayah Teluk Waru yang hingga kini belum tersedia akses telekomunikasi menjadi alasan sang camat jarang masuk kantor. Selain itu, agenda kegiatan pemerintahan yang cukup padat membuat dirinya hanya berkantor tiga kali dalam seminggu. Tutiek lantas mempertanyakan bukti pernyataan Aliansi Peduli Masyarakat Waru serta mengklarifikasi semua tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya.
“Itu dong bilang, itu bahasa-bahasa burung, buktinya khan pasti ada. Itu (pernyataan) beta klarifikasi, khan beta pung bukti ada. Beta harus klarifikasi. Yang jelas satu minggu beta seng mungkin fokus terus disana. Beta 3 hari kebanyakan diatas (Teluk Waru) beta langsung turun. Karna mengingat katong seng ada jaringan komunikasi to, pasti ada rapat-rapat. Kalau rapat atau ada kegiatan Senin-Selasa jarang beta mau naik ke atas kalau sudah hari Jumaat, “katanya.
Tutiek juga membantah pernyataan Aliansi Peduli Masyarakat Waru yang menyatakan dirinya tidak pernah berkunjung kesetiap desa yang ada dikecamatan Teluk Waru. Dari 11 desa yang ada dikecamatan itu, hanya 1 desa saja yang belum dia kunjungi secara resmi untuk melakukan kegiatan ataupun agenda pemerintahan. Namun desa tersebut pernah disinggahi sejenak untuk melakukan pengisian bahan bakar minyak untuk kendaraan yang dia tumpangi. Menurut dia, kegiatan yang dilaksanakan instansi pemerintahan didesa-desa di Teluk Waru maupun kegiatan desa yang menghadirkan camat merupakan bagian dari kunjungan silahturahmi camat kedesa.
“Katong seng perlu sosialisasi, pasti khan ada kegiatan, mungkin kegiatan dari kabupaten atau dari desa beta khan harus turun. Ini beta pung bukti kegiatan turun desa. Yang belum beta turun itu desa Karai dari 11 desa. Cuma turun itu kebetulan singgah isi bensin lalu istirahat minum, kalau turun untuk kegiatan resmi itu belum ada, “ungkap Tutiek.
Aliansi Peduli Masyarakat Waru telah bertemu bupati SBT, Abdul Mukti Keliobas untuk melaporkan kinerja Tutiek Juniar Firdaus Menyulu sebagai camat Teluk Waru. Tutiek pun mengaku sebagai bawahan, dia siap menerima semua kebijakan yang diambil bupati yang merupakan pimpinan tertinggi didaeragh itu.
“Itu tergantung pimpinan diatas, beta khan diangkat dan dilantik oleh bupati. Tapi beta bantah semua tuduhan itu, karna beta juga punya bukti-bukti, bukan hanya di beta tapi pasti disetiap desa ada bukti-bukti karna disetiap beta turun didesa-desa desa juga perlu dokumentasi bahwa camat ada, “katanya.
Tutiek mengatakan siap menerima kritik dan sara dari semua pihak. Dia berharap masyarakat Teluk Waru bersatu bergandengan tangan dengan dirinya sebagai pimpinan diwilayah itu untuk sama-sama mencari solusi dan membangun dan memajukan daerah yang bertetangga dengan Kota Bula itu.
“Boleh mengkritik silahkan untuk bangun katong pung negeri tapi harus memilah-milah mari sama-sama katong bangun negeri ini lebih baik, “harap Tutiek. (IN-17)
