Bula, Maluku- Ajang balap sepeda skala Internasional berbasis pariwisata Tour de Moluccas (TdM) 2017 telah diresmikan oleh Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata dan Said Assagaff selaku Gubernur Maluku, serta para petinggi negara lainnya di bidang pariwisata pada 10 Mei 2017 lalu di Kantor Kemenpar Jakarta.
Even Internasional ini meberikan dampak signifikan terhadap perkembangan daerah. Khususnya daerah-daerah yang dilintasi, salah satunya Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Ketua Panitia lokal TdM 2017 Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Teddy Sibualamo dalam press conferce, Senin (28/08) di kantor sekretariat TdM SBT menyatakan, TdM SBT memberikan konstribusi besar kepada masyarakat Seram. Pasalnya, sengketa lahan Hutan Lindung Manusela antar Kementerian Kehutanan RI dan Dinas Pekerjan Umum RI dimenangkan oleh Kementerian Kehutanan dengan salah satu amar putusannya yakni, tidak ada lagi proses pembangunan jalan di areal tersebut. Jalan yang dimaksud adalah jalan trans seram dalam hutan lindung yang dikenal dengan nama jalan SS.
Kepada wartawan, Sibualamo mengaku, jalan SS atau jalan lintas Seram ini bukan sebatas jalan biasa. Jalan lintas ini merupakan titik nadi maasyarakat Seram. Pasalnya, akses ini sangat sentral. Roda perekonomian masyarakat berlangsung stabil melintasi ruas jalan ini ketimbang jalan alternatif.
“Awalnya jalan ini sudah dilarang untuk dibangun ulang, mengingat amar putusan yang ada. Namun karena TdM ini di SBT, pemerintah pusat melalui kantor sekretariat negara mengupayakan untuk jalan ini harus digunakan dan perlu direnovasi,”akuinya.
Sibualamo menyebutkan, Delapan Milyar Anggaran yang di usulkan untuk panitia lokal tersebut digunakan untuk membenagi serta menata lokasi kegaiatan. Pemkab SBT merespon hal ini hingga melibatkan sebagian SKPD untuk turut andil dalam menyukseskan kegiatan tersebut.
“Kami targetkan H-7 persiapan sudah kelar,” ungkapnya. Dalam Press Confrece tersebut sibualamo didampingi Kabag Humas SBT, Ilham Hoedrawi dan Kabag Ekbang SBT, Nasarudin Tianotak.
Bantah Dana Panitia Lokal 8 Miliar
Sementara itu berkembangnya informasi miring anggaran panitia lokal mencapai 8 Miliyar Rupiah kini ditepis dengan tegas ketua panitia Tour de Mollucas Kabupaten Seram Bagian Timur, Teddy Sibualamo. Didampingi Kepala Bagian (Kabag) Ekbang, Nasruddin Tianotak, Teddy menyebutkan, anggaran tersebut bahkan tak terplot untuk oprasional panitia.
“Bahkan saya mau katakan begini, anggaran yang di usulkan DPRD tersebut tidak cukup untuk anggaran oprasional panitia,” tegasnya.
Dijelaskan, angaran tersebut langsung tersalur ke berbagai dinas terkait untuk mempersiapkan berbagai infrastruktur penunjang pra kegiatan hingga kegiatan usai.
“Kami profesional dalam hal ini. Sudah disepakati, beberapa instansi langsung mengambil bagian di dalamnya,” terang Teddy.
Misalnya, lanjut Teddy, pembuatan bahu-bahu jalan, sarana penunjang spot wisata seperti lahan parkir, MCK, air bersih dan banyak lagi. Ini semua diurusi dinas pekerjaan Umum (PU) menggunakan anggaran yang di usulkan tersebut. Plot anggaran ke beberap instansi pun sama untuk persiaapan hingga kegiatan usai.
“Kongkritnya, Tour de Mollucas memberikan konstribusi besar kepada Kabupaten SBT dan anggran itu terpakai habis untuk menyukseskan kegiatan” ungkapnya
Teddy melanjutkan, momen ini belum tentu 100 Tahun kedepan akan ada. jadi, kami berupaya untuk memberikan yang terbaik kepada Masyarakat SBT melalui Even Internasional ini.
“Saya secara kelembagaan mengajak kita semua, untuk mendukung Tour de Mollucas. Saatnya SBT go Internasional, dengan begitu permasalahn lainnya akan terselesaikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Nasarudi Tianotak menambahkan, pemerintah menyadari penuh bahwa oras ini, menentukan kesejahteraan masyarakat terbesar adalah melalui sektor Jasa. Lain hal dengan tahun-tahun silam, sektro Miyak dan Gas (Migas) di akui mempuni kesejahteraan sosial masyarakat.
“Namun saat ini perlu dicatat adalah Sektor jasa mengambil panggung Nasional,” ungkapnya.
Dikatakannya, anggran 8 M tersebut dipakai habis. Kita tahu sendiri, seperti halnya dunia usha, Biaya promosi lebih besar dari biaya produksi.
“Coba bayangkan jika SBT mempromosikan potensi Wisata ke 34 Negara, berapa biaya yang akan keluar ? belum ditambah dengan menata sarana penunjang lainnya,” pungkas Tianotak irit bicara. (IN-17/FK)
