Ambon, Maluku – Sebagai icon kota Ambon, jembatan kebanggan masyarakat Maluku yakni jembatan Merah Putih pada hari ini tengah diselenggarakannya festival Merah Putih. Festival tersebut merupakan salah satu cara untuk menggelorakan semangat kebersamaan, persatuan dan kesatuan bangsa dengan komitmen yang tulus untuk membangun Bangsa dan Negera Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembentangan 2017 meter bendera merah putih yang tersebut, merupakan ukuran terpanjang, dan meraih rekor Muri. Bendera yang dijahit sambung menyambung tersebut dibentangkan dari ujung ke ujung JMP.
Demikian diungkapkan Letjen TNI Agus Sutomo perwakilan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertahanan RI (Irjen Kemenhan), saat membacakan amanat tertulis Menteri Pertahanan RI dalam festival Jembatan Merah Putih, Sabtu (19/8/2017).
“ Saya merasa bangga hadir di Tanah Maluku ini, dengan seluruh element masyarakat sama-sama berkomitmen membangun Maluku dalam Festival Jembatan Merah Putih ini. Saya menyambut baik dan mengapresiasi Festival Merah Purih yang bertemakan Merajut merah putih merawat Kebinehkaan. Ini dalam pelaksanaanya terkandung semangat cinta tanah air dan Nasionalisme. Ini bentuk tekad kita agar bendera merah putih terus berkibar diseluruh pelosok Negeri ini,”ungkap Jenderal berpangkat 3 bintang dipundaknya itu.

Gubernur Maluku, Said Assagaff saat menjahit bendera merah putih bersama para siswa
Dikatakanya Festival yang diadakan di jembatan terpanjang di Indonesia Timur ini diharapkan tidak hanya sebgai sebuah festival biasa tetapi juga menjadi simbol keutuhan Bangsa.
“ Kita boleh berbeda latar belakang, suku dan budaya, agama, bahasa dan adat isitiadat tetapi Kita adalah satu Bangsa Indonesia. Festival ini menjadi wahana perajut kebinehkaan dan perekat bangsa, festival ini dirangkaikan dengan berbagai kegiatan seperti penjahitan dan penyambungan bendera terpanjang, operasi katarak para pemuda dan menunjukan sikap kebersamaan dan kerja sama saling membantu antar sesama warga Indonesia,” harap Letjen TNI Agus Sutomo.
Menurutnya, kebersamaan inilah yang menjadi dambaan bersama dan terus dipupuk dan dikembangkan ditengah-tengah masyarakat Maluku.
“ Kita semua patut berbangga, bersyukur karena Indonesia diberkaih dengan beragam suku bangsa yang multi kultural dan Pancasila sebagai pemersatu yang tidak dimiliki oleh Negara manapun di dunia. Oleh karenanya sudah sepatutnya Indonesia mengimplementasi sila-sila dalam Pancasila dalam gerak kehidupan berbangsa dan bernegara,” tutur Sutomo.
Dikatakannya, begitu pentingnya konsepsi Pancasila dan keberagaman multi etnis sehingga Pemerintah RI tidak henti-hentinya menggelorakan semangat cinta tanah air, persatuan kesatuan dan Nasionalisme.
“ Olehnya itu pelaksanaan Festival merah putih di Jembatan Merah Putih tentunya bukan suatu kebetulan tetapi mengingatkan kita semua tentang kemerdekaan yang kita peroleh merupakan kebersamaan dari Etnis Suku Bangsa di Indonesia melalui kecintaan jiwa dan raga para pendahulu Bangsa Indonesia. Berbicara tentang keberagamaan tentunya tidak terlepas pisahkan dari Pancasila sebagai pemersatu Bangsa, sebagai Falsafah Bangsa, saya yakini Pancasila adalah satu-satunya yang tepat bagi Bangsa Indonesia yang heterogen, multi etnis. Kedudukan dan Pancasila sebagai soko guru Bangsa Indonseia yang memuat kesepakatan seluruh Bangsa dalam kemajemukan ini,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, menyadari kehidupan Bangsa ini yang mengalami berbagai tantangan yaitu tantangan terhadap soliditas bangsa yang mengancam Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Salah satu upaya penegakan hukum di Indonesia adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonseia tentang hak dan kewajibannya sebgai warga Negara.
“ Bangsa yang bersatu, bahu membahu dengan semua komponenen untuk selalu berbuat yang terbaik Bangsa dan Negaranya. Sejalan dengan semangat ini Menhan mengedepankan Program Bela Negara untuk semua komponen masyarakat melalui pendidikan bela Negara yang diharapkan warga negara memiliki cinta tanah air melalui sikap dan perilakunya,” Tandasnya.

Para siswa yang menjahit bendera 2017 meter di JMP
Muhammad Ikhsan Tualeka ketua panitia, yang ditemui wartawan di lokasi JMP, mengatakan festival pembentangan dan penjahitan bendera terpanjang diatas jembatan Merah Putih (JMP) merupakan sebuah moment bagi masyarakat Maluku untuk bisa merasakan rasa memiliki JMP.
“ Jembatan merah putih tidak hanya menjadi sarana infrastruktur tetapi juga bisa menjadi simbol persatuan dan kesatuan bangsa khusunya yang ada di Maluku,” ungkap pengusaha muda dari Maluku itu.
Dikatakannya untuk festival tahun ini Empower Youth Indonesia (EYI) yang berkerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku juga melakukan beberapa acara yang juga dilaksanakan yaitu Talk Show untuk 5500 Mahasiswa di Unpatti, aksi pembersihan pantai dan pembentangan serta penjahitan bendera merah putih. Tahun depan juga ada parade festival busana dari pengolahan sampah plastik yang rencananya akan diikut sertakan oleh ribuan orang dan dapat memberikan edukasi bagi semua orang khusunya yang ada di Maluku dan Teluk Ambon untuk mencintai lingkungan dan ekosistem yang ada.
“ Kita sudah melangkah lebih jauh saat ini, Maluku sudah Move On, Maluku sudah bangkit dan menjadi simbol perdamaian dunia, kita harus merajut ke- Bhinekaan sehingga kita akan lambat laun menjadi daerah yang lebih maju dan sejahtera dengan warganya yang orang-orangnya yang bisa menjadi pola hidup yang lebih baik,”tutur Tualeka. (IN-07)
