Seram Bagian Timur

Baru Dibangun, Kondisi Pelabuhan Penyeberangan Kesui Memprihatinkan

Bula,Maluku- Meski baru dibangun pada akhir tahun 2014 lalu dan kini masih dalam proses pengerjaan namun kondisi pelabuhan penyeberangan pulau Kesui Kecamatan Wakate Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) saat ini memprihatinkan.

Proyek pembangunan pelabuhan yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dengan jumlah miliaran rupiah itu, diduga dikerjakan asal jadi. Alhasil, meskipun belum difungsikan pelabuhan penyeberangan Kesui kini mengalami keretakan pada beberapa sisi. Konstruksi yang asal-asalan diduga sebagai penyebab kerusakan tersebut.

Selain mengalami keretakan, pembangunannya juga terlihat belum dikerjakan dengan baik.

pembangunan talud2

Dari data yang dihimpun, pembangunan pelabuhan penyeberangan Kesui  dikerjakan bertahap oleh perusahaan berbeda. Pada tahap pertama yani pembangunan sisi darat dikerjakan oleh PT.Citra Mitra Bersama, sementara pembangunan tahap kedua dan ketiga pada sisi laut (sayap) dikerjakan oleh PT.Indonesia Permai. Pembangunan tahap perama yang diduga dierjakan asal-asalan.

Pantauan media ini, proses pengerjaan masih terus dilakukan hanya saja pengerjaan yang dilakukan kini difouskan pada sisi sayap pelabuhan yang menjadi penyangga sandaran kapal.

Dari data yang dihimpun media ini dari laman LPSE Kemenhub, pembangunan dermaga penyeberangan Kesui menggunakan alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hingga kini total alokasi anggaran yang digunakan untuk proyek tersebut telah mencapai Rp. 50 Miliar.

Dengan rincian, Pada tahun 2014 alokasi anggaran sebesar Rp. 3,9 miliar dikerjakan oleh PT. Mitra Citra Bersama. Lalu pada tahun 2015 alokasi angaran Rp. 19 miliar dan dikerjakan oleh perusahaan yang sama. Pada APBN perubahan tahun 2015 Kemenhub kembali mengalokasikan anggaran Rp. 24,375 miliar dan kembali dimenangkan oleh PT. Mitra Citra Bersama. Sementara pada tahun 2016 alokasi anggaran Rp. 3 miliar, dan lelang pekerjaan tersebut dimenangkan oleh PT. Indonesia Permai.

Ditempat terpisah, aktifis anti korupsi, Ferdi Suwakul meminta Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku menelusuri anggaran proyek tersebut. Menurutnya, nilai anggaran pembangunan pelabuhan penyeberangan Kesui sangat fantastis yakni mencapai Rp.50 Miliar namun hingga kini belum rampung.

pembangunan talud 3

Padahal menurut dia, pembangunan pelabuhan penyeberangan di daerah lain misalnya Gorom dan Teor yang dialokasikan oleh kementrian perhubungan pada tahun yang sama telah rampung.

“Ini ada apa, kok pelabuhan yang dikerjakan pada tahun yang sama di daerah lain sudah rampung. Yang di Kesui belum rampung, malahan sudah retak-retak. Kejati Maluku harus melihat ini, “pintanya.

Selain itu, Suwakul juga meminta DPRD Maluku serta Gubernur Maluku memanggil Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Frans J. Papilaya dan kontraktor pelaksana untuk mempertanyakan terkait keterlambatan pembangunan pelabuhan tersebut. Sebab, pembangunan yang diperuntuhkan bagi kepentingan masyarakat harus digunakan secara maksimal.

“DPRD Maluku harus menggunakan kewenangannya untuk mempertanyakan kepada Kadis Perhubungan Maluku terkait persoalan keterlambatan dan kerusakan yang terjadi pada pembangunan pelabuhan penyeberangan Kesui,“ desaknya. (IN-17)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top