Bula, Maluku- Bahrum Wadjo, Anggota komisi C DPRD Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) membakar semangat peserta Orentasi Mahasiswa Baru (Ormaba) Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan dan Ilmu Keguruan (Stikip) Hunimua di SMK Negeri 1 Kota Bula, Selasa (08/08/2017).
Wadjo yang juga tokoh pemekaran Kabupaten Ita Wotu Nusa ini mengaku diundang secara resmi oleh pihak Stikip untuk memberikan meteri terkait tugas dan fungsi Mahasiswa.
“Saya dipercayakan pihak STIKIP untuk memberikan materi terkait peran dan fungsi Mahsiswa dan bagaimana sepak terajangnya,” terang Sekretaris frkasi Partai Demokrat tersebut.
Dalam pemaparannya dikatakan, Mahasiswa merupakan Agent Of Change (Generasi Perubahan), Social Control (Generasi Pengontrol), Iron Stock (Generasi Penerus), Moral Force (Gerakan Moral). Untuk itu, kiranya dapat ditunjang dengan kesadaran sosial dan menyesuaikan diri dengan Masyarakat sekitar.
“Ada beberapa kelompok dalam negara ini, dianataranya, Kelompok Mahasiswa, Kelompok Profesional dan Kelompok Masyarakat,” ungkap Mantan Aktivis Muhammadiyah itu.
Wadjo menekankan, kelompok paling tinggi kedudukan dan sangat di hargai di republik ini adalah kelompok, Siswa, Pelajar dan Mahasiswa (kelompok intelektual). Hal ini, kata anggota legilatif dua periode ini, disebabkan karena kelompok ini merupakan penerus tongkat estafet pembangunan bangsa kedepan.
Apalagi Mahasiswa, dianggap memiliki intelek yang cukup bagus dan cara berpikir yang lebih matang, sehingga diharapkan mereka dapat menjadi jembatan antara rakyat dengan pemerintah.
“Maka saya katakan kalian adalah “The Next Lider” di SBT khususnya dan bangsa ini umumnya,” pekik Wadjo memberikan motivasi.
Ditambhaknnya, Sebagai generasi pengontorol seorang mahasiswa diharapkan mampu mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Jadi, selain pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi dan memiliki kepekaan dengan lingkungan. Mahasiswa diupayakan agar mampu mengkritik, memberi saran dan memberi solusi jika keadaan sosial daerah sudah tidak sesuai dengan cita-cita dan tujuannya.
“Memiliki kepekaan, kepedulian, dan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang kondisi yang teraktual, itu perlu di ingat,” tandasnya.
Asumsi yang kita harapkan dengan perubahan kondisi sosial masyarakat tentu akan berimbas pada perubahan bangsa. Intinya mahasiswa diharapkan memiliki sense of belonging yang tinggi sehingga mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya (mahasiswa) sebagai harapan, yaitu menjadi orang yang senantiasa mencarikan solusi berbagai problem.
Menutup pemaparan materinya, Wadjo berharap, generasi Ita Wotu Nusa dapat meberikan hal yang lebih baik di masa mendatang.
“Saya percaya kalianlah yang akan mengurus daerah dan bangsa ini kedepan. Kalian adalah The Next Lider. Pemimpin di dalam Islam itu adalah kepatuhan,” pungkasnya. (IN-16/FAH)
