Politik

Survei: Engelina Pattiasina Unggul 54 Persen

Ambon, Maluku.- Bakal calon Gubernur Maluku periode 2018-2023, Engelina Pattiasina menjadi figur yang dianggap layak menjadi calon gubernur Maluku 2018-2023 nanti. Dukungan kepada Engelina cukup mengejutkan karena mencapai 54 persen dari 980 suara. Sedangkan, bakal calon gubernur yang lain tertinggal cukup jauh.

Hal itu berdasarkan data polling salah satu media lokal melalui situs poll-maker pada Selasa (05/07/2017) pukul 13.30 WIT. Dari hasil tersebut yang berada dibawah Engelina (54 persen), terdapat Said Assagaf (13 persen); Herman Andrian Koedoeboen (10 persen); Johozua M. Yoltuwu (7 persen); Bitzael S Temmar (5 persen), Murad Ismail (4 persen); Tagop S. Soulissa (2 persen); Komaruddin Watubun (2 persen); Barnabas N Orno (2 persen); lain-lain (1 persen). Angka persentase merupakan hasil pembulatan.

Untuk calon wakil gubernur, Abdullah Vanath menempati posisi teratas dengan 33 persen dari 263 suara, kemudian disusul Everd H. Kermite (27 persen); Edwin A Huwae (14 persen); Anderias Rentanubun (12 persen); lain-lain (5 persen) dan Moses Rudy Timisela (3 persen).
Menurut akademisi di Maluku, Resta Christianty, SE,MSi mengatakan, dengan mengantongi 54 persen suara membuktikan Engelina Pattiasina memiliki elektabilitas yang cukup tinggi. Peningkatan elektabilitas mantan anggota DPR RI ini dipicu kiprahnya di Maluku maupun di luar Maluku. Diantaranya sebagai motor penggerak memperjuangkan pembangunan kilang migas blok Masela di darat bersama-sama kalangan kampus dan sejumlah pihak, untuk menjawab persoalan kemiskinan di Maluku.

Christianty menyatakan, hasil survey menunjukkan masyarakat tidak lagi menempatkan perempuan sebagai objek semata, namun cenderung memberikan kesempatan bagi perempuan untuk ikut berkiprah dalam proses demokrasi, dengan tetap mempertimbangkan ` kemampuan dan kualitas calon pemimpin yang diharapkan dapat membawa Maluku keluar dari kemiskinan.

“Saya melihat paradigma masyarakat sudah berubah, dengan ikut memberikan kesempatan bagi perempuan untuk memimpin Maluku. Tentunya bukan sembarangan perempuan yang diberikan kepercayaan, namun cenderung didasarkan atas penilaian berbagai kiprah ibu Engelina Pattiasina baik secara nasional maupun internasional termasuk di Maluku,” ujarnya.

Peluang perempuan pada Pilkada Maluku, kata Christianty, sangat besar, mengingat 54 persen bukan angka yang kecil, dan sebagian besar pemilih cenderung memberikan kepercayaan kepada Engelina Pattiasina untuk memimpin Maluku melalui berbagai pertimbangan.

Pandangan Akademisi Maluku, Dra. B. Pattiselano M.Pd yang dihubungi secara terpisah, juga tidak berbeda jauh. Menurutnya, sangat senang adanya keterwakilan perempuan dalam Pilkada Maluku. Bila sebelumnya perempuan pernah menempat posisi Sekda dan Wakil Gubernur Maluku, maka ke depan ada harapan agar perempuan juga menduduki jabatan sebagai gubernur.
Menurut Pattiselano, dia mengikuti dan mengetahui kualitas Engelina Pattiasina. Selain memiliki ide-ide yang brilian, Engelina Pattiasina merupakan perempuan yang berjuang agar Maluku memperoleh hak lebih dalam pengelolaan berbagai sumber daya alam yang ada, termasuk blok Masela.

Mantan Direktur Universitas Terbuka Maluku ini bahkan mengajak semua perempuan untuk ikut memberikan suara dan mendukung keterwakilan perempuan dalam pemerintahan. Sikap Engelina kata dia, merupakan sebuah keberanian, yang tentunya didasarkan pada kesadaran puteri pendiri Pertamina ini atas kemampuan yang dimilikinya.

“Untuk perempuan yang satu ini sudah sangat tidak diragukan lagi dari sisi kapasitas dan kemampuan serta kehandalannya untuk menjadi pemimpin. Dari sisi pengalaman, Engelina Pattiasina pernah menjabat beberapa kali sebagai anggota DPR-RI dan lulusan universitas Jerman. Memiliki pergaulan dan jaringan yang luas, baik ditingkat nasional dan internasional, Engelina dipastikan mampu untuk memperjuangkan apa yang menjadi kepentingan Maluku,” tegasnya.

Menurut Christianty, tantangan pemerintahan ke depan adalah bagaimana menekan angka kemiskinan, mengingat saat ini Maluku menempati peringkat empat termiskin di Indonesia di tengah melimpahnya sumber daya alam. Akademisi Unpatti Fakultas Ekonomi ini berpendapat, ke depan pemerintah harus lebih fokus untuk meningkatkan pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), yang biasanya didominasi perempuan. Pemberdayaan bukan hanya sebentar, tapi secara berkelanjutan sehingga dapat dilakukan evaluasi yang selama ini hampir tidak pernah dilakukan, disamping sinergitas program antara SKPD harus lebih ditingkatkan.

Christianty dan Pattiselano juga sama-sama mengingatkan, agar pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah di Maluku hendaknya membawa kesejahteraan bagi masyarakat, bukan hanya segelintir orang atau pihak-pihak tertentu. Dalam hal ini, proses perencanaan pembangunan harus dilakukan secara bottom up.
Keduanya juga sependapat, figur yang nantinya mendampingi Engelina Pattiasina harus mampu untuk mendukung berbagai ide dan gagasan serta satu visi dan menjadi partner kerja yang baik untuk membangun Maluku.

“Calon wakil gubernur adalah mitra gubernur, sehingga juga harus sevisi dan mampu bekerja sama dalam tim. Selain itu memiliki managemen yang baik,” tegas Pattiselano.
Baik Pattiselano maupun Christianty mengharapkan pemimpin Maluku ke depan mampu bersinergi dengan Perguruan Tinggi, sehingga hasil penelitian kalangan kampus dapat diarahkan sesuai dengan arah tujuan program pembangunan.  (IN-02)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top