SBB,MALUKU- Guna menghimpun seluruh potensi sumber daya ekonomi yang tersebar di seantero wilayah Kecamatan Amalatu Kabupaten SBB, Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat, membangun sebuah pasar tradisional di Negeri Latu (Pusat kota Kecamatan Amalatu).
Proyek yang dibiayai APBD tahun 2017 dengan nilai anggaran sebesar Rp.2 miliar ini, dibangun di atas lahan seluas 50 x 50 meter dan berlokasi di Kawasan Hurunno. Sementara bangunan inti pasar, berukuran 27,75 x 21,72 meter.
Pada fisik bangunan, terdapat 16 ruang kios (masing-masing berukuran 3 x 3 meter), 4 buah los (masing-masing berukuran 8,40 x 6 meter), 4 kamar toilet (berukuran 1,50 x 3 meter) serta dilengkapi satu buah sumur bor, satu unit mesin pompa air dan satu buah tangki penampung air.
Proyek tersebut mulai dikerjakan, terhitung sejak 1 juli 2017 dengan lamanya masa kerja yakni 90 hari kalender. Peletakan batu pertama pada pondasi bangunan pasar, berlangsung Sabtu (8/7). Dan dilakukan secara bersama oleh unsur Pemerintah Negeri Latu, seluruh anggota BPD (badan permusyawatan desa) Latu, unsur pemuda, tokoh adat serta tokoh agama.
Proses peletakan batu pertama itu sendiri, diawali dengan acara syukuran sekaligus pemotongan satu ekor kambing.
Kepala Disperindag SBB, Hasanudin Silawane mengatakan, tahun 2017 ini Pemkab SBB sedang membangun tiga buah pasar. Diantaranya pasar kecamatan Amalatu, Kecamatan Luhu dan pasar Piru.
“Untuk pasar Latu dan Luhu, anggaran pekerjaannya bersumber dari APBD, dengan nilai masing-masing yakni Rp.2 miliar. Sementara Pasar Piru, anggarannya bersumber dari APBN (dana pembantuan tugas atau dana aspirasi DPR RI). Nilai proyeknya sebesar Rp.6 miliar lebih,” ungkapnya.
Selebihnya kata Silawane, pasar Latu dan Luhu merupakan pasar tradisional. Olehnya desain bangunannya juga berciri khas tradisional. Sedangkan Pasar Piru, merupakan pasar modern. (IN/RUL)
