Maluku

Kota Ambon Tuan Rumah Pelatihan Perikanan Internasional 12 Negara

Ambon, Maluku– Sebagai daerah yangn kaya akan sumber daya alam yang melimpah khususnya di sektor perikanan dan kelautan, pemanfaatan dan pengembangan sektor perikanan dan kelautan Provinsi Maluku menjadi sebuah ketertarikan bagi Negara-Negara luar untuk melihat secara dekat pengelolaan sumber kekayaan laut yang dimiliki oleh Negeri Raja-Raja ini. Hal ini terlihat dengan adanya kunjungan dari 12 Negara dari Afrika dan Timur Tengah dalam pelatihan dibidang perikanan di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Budidaya Perikanan (BPPP) Ambon yang diselenggarakan atas kerja sama dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Senin (24/07/2017).

Kegiatan pelatihan perikanan yang diselenggarakan oleh Kemenlu RI dan KKP RI tersebut mengikut sertakan 14 peserta dari 12 Negara Afrika dan Timur Tengah yaitu: Djibouti, Kenya, Madagaskar, Mozambique, Mauritana, Mesir, Namibia, Nigeria, Senegal, Sudan, Zimbabwe dan Aljazair.

Dalam pelatihan perikanan tersebut para peserta dari 12 Negara tersebut diajarkan tentang cara membuat alat penangkapan ikan yang ramah lingkungan seperti, pembuatan bubu dari bahan dasar bambu dan keramba jaring (KJA), teknik pengolahan produk hasil laut yang dikembangkan di Indonesia serta pengembangan budidaya ikan hias.

Direktur kerja sama teknik Mohammad Syarif Alatas selaku perwakilan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dalam sambutannya mengatakan, sebagai negara yang didominasi lautan , Indonesia akan terus berkontribusi melalui pemberian bantuan peningkatan kapasitas kepada negara-negara lainnya khususnya kerja sama di sektor Perikanan dan Kelautan.

“ Sektor perikanan merupakan prioritas Pemerintah Indonesia dan menjadi salah satu program peningkatan kapasitas unggulan melalui pengembangan teknologi bidang perikanan yang berkelanjutan. Melalui pelatihan di sektor perikanan, Indonesia ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan bidang perikanan yang diharapkan bermanfaat dan dapat diterapkan di negara Afrika dan Timur Tengah. Khusus untuk Afrika dan Timur Tengah, hingga tahun 2016 telah terlaksana sejumlah 160 program peningkatan kapasitas diberbagai bidang yang mengikut sertakan kurang lebih 1300 ribu peserta dari negera-negara luar ”, Ungkap Dirjen kerjasama teknis Kemenlu RI.

Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Budidaya Perikanan (BPPP) Ambon Prahatma Prihadi saat ditemui Wartawan, seusai acara penutupan pelatihan Internasional sektor perikanan untuk Afrika dan Negara Timur Tengah (International Training On Fishieres For African And Middle East Countries), mengatakan, Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Ambon dipercayakan sebagai tuan rumah International Training On Fishieres For African And Middle East Countries.

“ Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan untuk 3 bidang yaitu, bidang penangkapan ikan, salah satunya adalah cara pembuatan bubu dan alat tangkap jaring melenium yang ramah lingkungan, pengolahan ikan dan pemanfaatan batok kelapa sebagai asap cair pengganti formalin untuk ikan asap . Untuk Bidang Budidaya, peserta dilatih tentang pembuatan keramba jaring apung dan cara pembudiayaan ikan dikeramba jaring apung, pembudidayaan ikan hias baik proses pembenihan pendederan”, Ungkap Kepala BPPP Kota Ambon.

Menurutnya, bukan hanya pelatihan disektor perikanaan saja yang menjadikan Kota Ambon dalam Waktu singkat dikunjungi oleh 12 Negara, akan tetapi dari kegiatan pelatihan perikanan tersebut juga diperkenalkan sektor pariwisata di Kota Ambon dan Maluku kepada 14 peserta dari 12 Negara.

“ Jadi manfaatnya bukan hanya dibidang perikanan tetapi disemua sektor yang ada di Maluku khususnya di negara-negara yang ada di Afrika dan Timur Tengah yang selama ini kegiatannya dilakukan di wilayah Surabaya dan Bali, tetapi kali ini melalui BPPP Kota Ambon mengajukan ke di Kementerian KKP agar kegiatan pelatihan Internasional tersebut dilaksanakan di Kota Ambon,” Tutur Prahatma Prihadi .

Pemilihan Kota Ambon sebagai tuan rumah yang kaya akan sektor perikanan dan kelautan menjadi penyebab terpilihnya kota Ambon. Untuk budidaya laut, Ambon merupakan daerah di Indonesia Timur yang cukup maju. Namun untuk belajar spesies, terutama ikan dan lain-lain masih harus belajar di Jawa.

“Penyelenggara dinilai sukses. Kemungkinan dari negara-negara Afrika maupun Asia Pasifik akan melakukan pelatihan perikanan di Balai Pelatihan Budidaya Perikanan (BPPP) Kota Ambon,” Ujarnya.

Sementara Direktur kerja sama teknik Mohammad Syarif Alatas selaku perwakilan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengatakan, Direktorat Jenderal Kerja Sama Teknik Kemelu RI akan terus memberikan bantuan teknis kepada negara-negara berkembang khususnya pelatihan dan tranning di bidang perikanan.

“Memang ini merupakan salah satu program kita untuk terus memberikan bantuan teknis kepada negara-negara berkembang khususnya di Direktorat Kerja Sama Teknik Kemenlu RI. Kami terus melakukan pelatihan-pelatihan baik dalam bentuk tranning, proses pengiriman eksport, pemajangan, kita saling sharing informasi, berbagi pengetahuan dengan negara-negara lain mengenai kapasitas yang kita miliki, khususnya di bidang perikanan. Sektor perikanan merupakan kapasitas utama selain bidang pertanian dan perkebunan,” Tutur Alatas.

Selain itu selaku perwakilan dari Kementerian Perikanan Kelautan dari Negara Namibia, Edward Erickson yang merupakan salah satu peserta pelatihan perikanan kepada Intim News mengatakan, sangat bangga dengan pelatihan yang melibatkan beberapa negara, yang mana melalui proses pelatihan driinya bisa berbagi pengalaman mengenai desain teknologi cara penangkapan ikan. (IN-10)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top