Bergesernya Ikan Laut Dalam dari Habitatnya di Sulbar, Pertanda Akan Ada Gempa Besar ?

INTIM NEWS- Memang tak ada seorangpun di dunia yang menginginkan adanya bencana besar yang menimpa manusia. Namun Semua orang tentu akan mengantisipasi dan mempersiapkan diri sebelum sebuah bencana alam terjadi. Hal itu tentu untuk meminimalisir korban yang berjatuhan.
Sehubungan dengan pertanda datangnya bencana, belum lama ini masyarakat di Kabupaten Majene Sulawesi Barat dihebohkan dengan penemuan Oarfish dengan panjang sekitar 3 meter. Oarfish yang juga disebut ikan dayung raksasa ini kerap dihubungkan dengan pertanda bencana alam yakni gempa bumi dan tsunami.
Ikan laut dalam ini sering dihubungkan dengan bencana besar pasalnya, dari habitatnya ikan yang hidup di kedalaman sekitar 1000 meter ini dianggap peka terhadap fenomena pergerakan lempeng bumi yang terjadi di dasar laut. Pergerakan lempeng bumi yang dapat menimbulkan gempa bumi bahkan tsunami ini dianggap membuat Oarfish keluar dari habitatnya dan muncul ke permukaan.
Kasus penemuan oarfish di permukaan yang selang beberapa hari setelahnya disertai dengan terjadinya gempa telah beberapa kali terjadi. Gempa California (2010), Tsunami Jepang (2011) dan gempa Mindanao (2017), adalah sejumlah gempa terakhir yang diawali dengan penemuan oarfish.
Ikan yang panjangnya dapat mencapai belasan meter ini memang termasuk ikan yang sulit diteliti. Habitatnya yang sulit dijangkau membuat sejumlah peneliti kesulitan merekam dan menganalisa kehidupannya.
Pihak yang meragukan hubungan antara oarfish dan gempa menyebut bahwa jika fenomena tersebut benar, seharusnya ikan-ikan lain yang hidup di dasar laut juga ikut muncul ke permukaan dan kalaupun hanya oarfish, seharusnya yang muncul lebih dari satu.
“Fenomena oseanografi apapun yang mendorong hewan ini muncul di pantai, kemungkinan terjadi dalam skala besar yang dapat mempengaruhi lebih dari 1 oarfish,” ujar Mark Benfield, peneliti kelautan dari Louisiana State University seperti dikutip dari National Geographic sebagaimana dilansir Kumparan.Com.
Selain itu sangat sulit mendeteksi fenomena apa yang terjadi ‘sebelum’ gempa yang menyebabkan Oarfish muncul.
Sementara ada pula yang membuka kemungkinan akan pertanda yang diberikan oarfish ini.
“Secara teori ada kemungkinan, karena saat gempa terjadi akan menciptakan tekanan dalam bebatuan yang membentuk muatan elektrostatik. Hal ini membuat ion yang bermuatan elektrik dilepas dalam air dan membentuk hidrogen peroksida yang merupakan senyawa beracun. Ion elektrik juga dapat mengoksidasi bahan organik yang bisa membunuh ikan tersebut (oarfish) atau memaksa mereka untuk meninggalkan laut dalam dan muncul ke permukaan,” ujar Rachel Grant, Dosen Biologi Hewan Anglia Ruskin University seperti dikutip dari The Independent.
Gerak-gerik hewan selama ini kerap menjadi pertanda alam yang mengindikasikan bahwa akan terjadi sebuah bencana alam. Dalam fenomena gunung meletus misalnya, para satwa penghuni hutan seperti ular, kera dan rusa biasanya terlihat berupaya turun dari kawasan gunung. (IN/Web)
