Terkendala Biaya, Pria Dengan Penyakit Kronis Ini Butuh Uluran Tangan Pemerintah

BURU,MALUKU- Organisasi Kepemudaan (OKP) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Buru menilai pemerintahan Kabupaten Buru, dibawah kepemimpinan Bupati Ramly Ibrahim Umasugi, tidak efektif melihat masyarakat kecil yang sementara membutuhkan perhatian serius pemerintah.
Kecaman terhadap pemerintahan Ramly Ibrahim Umasungi itu, disampaikan OKP HMI Fino Firmansyah Sanger,Minggu (28/5).
Kecaman itu didasari kekesalan HMI terhadap buruknya pelayanan kesehatan di daerah itu. Pasalnya, Suyanto, warga Desa Waeleman Kabupaten Buru, belum mendapat pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan setempat. Suyanto pun sampai saat ini hanya bisa pasrah dengan penyakit yang menderanya.
“Sampai sekarang memang kami belum mengetahui pasti jenis penyakit yang dialami bapak Suyanto, karena memang Dinas kesehatan di Kabupaten Buru, tidak ada respon terkait penyakit bapak Suyanto itu,” kata Fino.
Berdasarkan pembicaraan pihaknya dengan dengan Suyanto, pria (Suyanto) yang bekerja sehari-hari sebagai buruh bangunan itu, kini memiliki kepala yang dipenuhi lempengan kayu keras berwarna kuning, dengan sekujur tubuh dipenuhi bintik hitam.
Dari pengakuan pria berusia 48 tahun itu (Suyanto), penyakit yang menderanya itu mulai tampak pada awal tahun 2016. Pada saat itu, dirinya merasa gatal-gatal disertai suhu badannya meningkat (demam). Suyanto sempat berobat ke Puskesmas dan gatal-gatal disekujur tubuhnya hilang, namun setelah tiga bulan berjalan, sakit seperti itu datang lagi. Alhasil kondisi Suyanto jauh lebih parah, tubuh Suyanto perlahan-lahan dipenuhi bintik hitam.
Tak hanya itu, kepalanya pun membengkak dan mengeras, serta mengeluarkan darah.
“Saya sempat ke Puskesmas untuk berobat, dan hilang gatal-gatal disertai panas (demam). Namun, selang tiga bulan tiba-tiba muncul lagi sampai sekarang, dan makin parah pada bulan Maret 2016 lalu,” Jelas Suyanto.
Tambahnya, gatal di kepalanya kian kronis, saat digaruk justru mengeluarkan darah. Dia mengaku sudah berusaha berobat ke sejumlah tempat, namun tak kunjung sembuh.
Untuk menyembuhkan penyakitnya, pihaknya berencana berobat ke Jakarta, namun lagi lagi maalah biaya menjadi kendala utama Syanto dan keluarga.
Berikut video Suyanto :
Demi kesembuhannya, Suyanto pun nekad menjual kendaraan roda dua miliknya untuk membeli tiket pesawat ke Jakarta. Namun, Hasilnya tidak semulus keinginannya untuk berobat di Jakarta, karena setibanya di Bandara Pattimura Ambon, Suyanto justru dicegat petugas.
“Petugas Bandara mengatakan, saya tidak boleh naik pesawat, katena harus dikarantina dulu”, kata Sanger menirukan pengakuan Suyanto.
Sejak itu, harapan Suyanto untuk berobat ke Jakarta pupus. Ia pun terpaksa kembali ke Pulau Buru, dan berupaya mencari
pengobatan alternatif. Namun, kini semua terlanjur parah. Penyakit di kepala Suyanto justru menjadi-jadi. Suyanto pun kesulitan bergerak. Termasuk, untuk membantu mencari nafkah keluarganya. Tak pelak, karena kondisinya itu akhirnya memaksa anak sulungnya berhenti sekolah dan bekerja menjadi penambang batu. Sementara itu, anak keduanya kini juga terancam putus sekolah, lantaran ketiadaan biaya. Suyanto hanya bisa berharap ada uluran tangan dermawan untuk meringankan beban deritanya itu.
Menyikapi Kondisi Suyanto, HMI cabang Kabupaten Buru pun membuka Posko Penggalangan Dana Suyanto.
“Kami dari teman teman HMI Kabupaten Buru Cabang Namlea, membuka posko bantuan untuk membantu Bapak Suyanto warga Desa Waeleman (Unit R ) Kecamatan Waelata Kabupaten Buru, Provinsi Maluku, yang terkena penyakit langka. Bapak Suyanto yang berprofesi sebagai tukang bangunan tak punya uang untuk berobat ke Rumah Sakit ataupun Dokter Spesialis. Bagi para donator yang ingin membantu, silahkan menghubungi Pengurus HMI Cabang Namlea, Ketua Umum: 081356556834, Sekretaris Umum: 082248342176. MR.Litiloly: 082198002823 (Kabid LH) LD.Muswan:081247324522. Terima Kasih, kami haturkan, semoga dapat bermanfaat bagi bapak Suyanto” Tutup Sanger. (IN-11)
