Simposium Nasional Kodam XVI/ Pattimura, “Emas” Program Unggulan

AMBON, MALUKU.- Simposium Nasional yang digelar dalam rangka peringatan HUT ke -18 Kodam XVI/Pattimura tahun 2017 membahas beberapa aspek seperti politik, sosial, budaya dan lingkungan hidup. Bahasan yang menarik termasuk program unggulan Kodam XVI/Pattimura yakni Emas Biru, Emas Hijau dan Emas Putih.
Simposium Nasional yang dibuka oleh Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo dihadiri Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua dan Dirjen Kementrian Lingkungan Hidup, Titi H. Mintarsih ini diselenggarakan di Gedung Slamet Ryadi Korem 151/Binaiya Kota Ambon Selasa (16/5).
Dalam paparannya, Monardo menjelaskan Emas biru mengenai potensi perikanan di Maluku yang mencapai sekitar Rp.10 Miliar per tahunnya. Selain itu Emas hijau berkaitan dengan potensi perkebunan, pertanian dan pertambangan di Maluku dan Maluku Utara yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Sehingga Kodam XVI/Pattimura menggalakkan program seperti Keramba Jaring Apung, pembibitan tanaman buah-buahan yang bisa menghasilkan, penanaman sejumlah tanaman keras yang bernilai ekologis, kemudian peternakan kambing dan menjaga ekosistem terumbu karang dengan reboisasi karang.
” Potensi Maluku memang besar namun perlu digalakan lebih baik lagi,” ungkap Monardo.
Dibawah tema “Merawat Perdamaian dan Melindungi Ekosistem Maluku”, Simposium Nasional kali ini, menyuguhkan beberapa pemateri diantaranya Prof. Fridaus yang memaparkan teknik-teknik pemanfaatan lingkungan hidup seperti teknik perikanan yang baik, teknik pengolahan rumput laut yang menjadi komoditi berharga dan penanganan limbah ikan yang mengandung logam berat.
Begitupula pemateri Dr. Yoseb Medicus yang memaparkan mengenai pencemaran di Maluku yang terjadi karena penggunaan Mercury dan Batu Cinnabar dalam proses pemisahan emas. Dampak penggunaan mercury dan cinnabar sangat berbahaya baik untuk lingkungan tapi juga untuk kesehatan manusia.
Sedangkan pemateri dari Dirjen Kementrian Lingkungan Hidup, Titi H. Mintarsih lebih menekankan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dari limbah B3.
Dari Irwasda Polda Maluku, Kombes Pol Drs. Sarono, SH., M.H. yang menyampaikan upaya merawat perdamaian di wilayah Maluku dengan cara lebih memahami arti toleransi dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. (IN-10)
