PDRB Maluku 2016, Sektor Pertanian Mendominasi Dan Memiskinkan

AMBON, MALUKU- Sebagai salah satu provinsi yang memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, provinsi Maluku dianggap mampu bersaing untuk ekspor.
Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2016, yang mana sektor pertanian menjadi sektor yang mendominasi di Maluku dengan pangsa mencapai 23,55 persen. Dan memang sektor ini menyerap tenaga kerja paling tinggi, yakni mencapai 39 persen atau 270 ribu orang menurut data BPS Maluku tahun 2016,” jelas Bambang Pramasudi, Kepala BI perwakilan Maluku, Selasa (2/5) saat penandatanganan kontrak kerjasama implementasi model bisnis hilirisasi klaster ketahanan pangan di Kantor BI Perwakilan Maluku.
Meskipun demikian jelasnya, tenaga kerja yang bekerja di sektor tersebut didominasi oleh rumah tangga yang sangat lemah dalam berbagai bidang. Hal ini terlihat dari kemiskinan tertinggi yang berasal dari sektor pertanian akibat rendahnya pendapatan atau tingkat pengembalian, serta produktivitasnya sebesar Rp.10.98 juta per tahun relatif lebih rendah dibandingkan sektor lain seperti keuangan, persewaan dan jasa yang memiliki produktivitas mencapai Rp.76.90 juta per tahunnya atau sektor jasa yang mencapai Rp.22.9 juta per tahun.
“Tingkat produktivitas sektor pertanian yang cukup rendah disebabkan karena karakteristik sektor tersebut yang masih bersifat tradisional dengan kapital yang terbatas. Sementara di sisi lain, peluang-peluang baru untuk meningkatkan sektor pertanian lebih banyak berpihak pada proses produksi dan pemasaran berskala besar. Kondisi tersebut pada gilirannya mengakibatkan bertambah kompleksnya sistem produksi dan pemasaran yang dihadapi oleh para petani, terutama untuk skala kecil,” tuturnya.
Pramasudi menambahkan, bahwa beberapa hal yang melatarbelakangi untuk menuntut adanya perubahan strategi pemasaran yang dipandang dapat meningkatkan daya saing agribisnis pertanian, khususnya cabai merah, melalui kemitraan usaha atau contact farming.
“Kemitraan usaha agribisnis cabai merah antara pengusaha mitra dengan petani mitra adalah peningkatan efisiensi dan produktivitas di segala lini sub system agribisnis sehingga terciptanya nilai tambah ekonomi yang merupakan kunci peningkatan daya saing agribisnis cabai merah,” terangnya.
Perlu diketahui, sistem kemitraan usaha atau contact farming merupakan satu mekanisme kelembagaan (kontrak) yang memperkuat posisi tawar menawar petani dengan cara mengkaitkan secara langsung ataupun tidak langsung, dengan badan usaha yang secara ekonomi relatif lebih kuat. (IN-06)
