Seram Bagian Timur

Minim Bantuan Pupuk dan Obat Petani SBT Sering Gagal Panen

Bula,Maluku- Minimnya bantuan pupuk dan obat dari pemerintah bagi petani sawah menyebabkan musim panen sering gagal. Kegagalan yang dialami petani sejak dua tahun terakhir. Keluhan ini disampaikan Hadi salah satu petani dihadapan Anggota DPRD Maluku Ridwan Ellys saat kunjungan kerja didesa Wamsait kecamatan Bula Barat kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) kemarin.

Kata Hadi, kegagalan dialami para petani sudah terjadi sejak empat musim panen (dua tahun) terakhir. Padahal, ditahun sebelumnya musim panen selalu sukses lantaran para petani sering menerima suplai bantuan pupuk dan obat dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

“Gagal panen kita sudah empat musim terakhir. Setiap tahun itu ada 2 kali musim tanam dan musim panen, ditahun-tahun sebelumnya tidak seperti ini, “ungkap Hadi.

Selain minimnya bantuan dari pemerintah, gagal panen juga dialami lantaran keterbetasan dana yang dimiliki petani untuk membeli pupuk dan obat.

Penduduk desa Wamsait merupakan transmigrasi dari pulau Jawa dan Bali. Desa tersebut dihuni 250 Kepala Keluarga (KK). Dari jumlah tersebut mayoritas berprofesi sebagai petani sawah. Setiap kepala keluarga mendapat jatah lahan dari pemerintah sebesar dua hektar.

Menurut dia, dari jatah dua hektar itu setiap petani biasanya menanam 1 sampai 2 hektar sawah setiap musim tanam. Itu artinya setiap tahun para petani didesa Wamsait bisa menanam 150 sampai 200 hektar sawah setiap musim tanam. Namun akibat keterbatasan pupuk dan obat tahun ini para petani hanya menanam 60 hektar dari jumlah KK yang ada didesa tersebut.

“Biasanya per musim kami menanam 150 sampai 200 hektar sawah namun kendala pupuk dan obat tahun ini kami hanya tanam 60 hektar, “kata Hadi.

Hadi berharap pemerintah dapat membangun Koperasi Unit Desa (KUD) dikecamatan Bula Barat khususnya didesa tersebut untuk mensuplai pupuk dan obat bagi para petani.

“Disini bagusnya kalau ada koperasi simpan pinjam, kita bisa pinjam modal untuk beli pupuk dan obat, “harap dia.

Selain pupuk dan obat, para petani juga mengeluhkan ketersediaan minimnya debit air yang dialiri dari bendungan Waimatakabo yang berlokasi didesa Waimatakabo kecamatan Bula Barat. Padahal, debit air merupakan faktor utama keberhasilan tanaman padi sawah.

“Disini (Wamsait) sudah dibangun bendungan cuma belum bisa mengaliri sawah karena irigasi (sekunder) belum dibangun, “keluh salah satu petani lainnya.

Bila kondisi tersebut terus dibiarkan para petani khawatir rencana swasembada beras yang dicanangkan pemerintah terutama di Maluku akan mengalami kegagalan. Untuk itu, para petani berharap pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dapat memperhatikan keluhan mereka terutama untuk supali bantuan pupuk, obat dan perbaikan irigasi dan bendungan yang ada diwilayah itu.

Sementara itu, dihadapan para petani anggota DPRD Maluku Ridwan Ellys berjanji akan meneruskan keluhan para petani ke instansi terkait. Terutama untuk masalah irigasi dan bendungan. (IN-17)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top