Militer

Kapolda Maluku Ingatkan Jajaran Antisipasi Bahaya Radikalisme dan Terorisme

Ambon,Maluku- Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara demokrasi berlandaskan idiologi Pancasila, yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat istiadat yang hidup ditengah masyarakat. Wilayah NKRI terbentang luas dari Sabang hingga Merauke dengan jumlah 17.508 pulau, pulau-pulau ini dihuni oleh penduduk sebesar 254,9 juta jiwa, dengan 1.331 suku bangsa, dengan 746 bahasa daerah, dengan garis pantai sepanjang 99.093 km persegi.

Demikian Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kapolda Maluku Irjen Pol. Drs. Deden Juhara pada upacara Bendera memperingati Hari Kebangkitan Nasional Ke-109 Tahun 2017, yang diikuti Irwasda Maluku Kombes Pol. Drs. Sarono, MH, para Pejabat Utama, Pamen, Pama, Bintara dan PNS Polda Maluku, yang berlangsung di Halaman Mapolda Maluku, Senin (22/5).

Dikatakannya, sejak diproklamirkannya kemerdekaan, kita bangsa Indonesia telah berjanji dan berkedepan hati bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, walaupun dalam kondisi dan keadaan apapun. Komitmen terhadap NKRI ini penting, dengan dilaksanakan upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-109 ini mengingat kita setelah sekian lama berdiri sebagai bangsa, maka ancaman dan tantangan terhadap keutuhan NKRI tidak selangkahpun surut, bahkan melalui kemajuan teknologi digital berbagai ancaman radikalisme dan terorisme misalnya, mendapat medium baru untuk penyebaran paham dan praktiknya.

“Kita juga menghadapi permasalahan ketahanan bangsa secara kultural. Dengan munculnya kekerasan dan pornografi misalnya, terutama yang terjadi pada generasi yang masih sangat belia, adalah satu dari beberapa permasalahan kultural utama bangsa ini yang akhir-akhir ini mengemuka dan memprihatinkan. Maka dengan medium baru teknologi digital berperan penting dalam penyebaran informasi, baik positif maupun negatif, secara cepat dan massif, “ungkapnya.

Ditambahkan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dengan memiliki dua dimensi terpenting yaitu percepatan dan cakupan. Hal ini tentu kita tak ingin kedodoran dalam menjaga NKRI akibat terlambat mengantisipasi kecepatan dan meluasnya anasir-anasir ancaman karena tak tahu bagaimana mengambil bersikap dalam konteks dunia yang sedang berubah ini. Sedangkan salah satu inspirasi yang bisa kita serap dari berdirinya Budi Utomo adalah sebuah organisasi modern pada tahun 1908 adalah munculnya SDM Indonesia yang terdidik, yang memiliki jiwa terdidik, memiliki jiwa nasionalisme kebangsaan dan memiliki cita-cita mulia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Maka dengan tampilnya SDM yang unggul inilah semangat kebangsaan nasional.

“Melalui perjuangan Budi Utomo yang dipimpin oleh Dokter Wahidin Sudirohusodo dan Dokter Soetomo tersebut kemudian dilanjutkan oleh kaum pemuda tahun 1928 yang kemudian lahirkan Sumpah Pemuda. Kemudian melalui perjuangan yang tak kenal lelah, akhirnya kita dapat memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,” singkatnya.

Dirinya berharap melalui upacara bendera memperingati dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional Ke-109 tahun 2017 yang mengusung Tema “ Pemerataan Pembangunan Indonesia yang Berkeadilan Sebagai Wujud Kebangkitan Nasional “,diharapkan pemaknaan Kebangkitan Nasional lebih difokuskan pada perwujudan Pemerataan Pembangunan menuju Indonesia yang berkeadilan.

“Membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun teknik, membangun pertahanan, ini adalah pertama-tama dan pada tahap utamanya, membangun jiwa bangsa. hal ini tentu saja membutuhkan keahlian. Akan tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar, tidak akan dapat mungkin mencapai tujuan,” Tandasnya. (IN-10)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top