Ekonomi

Ekonomi Maluku Triwulan I 2017 Tumbuh Cepat

AMBON, MALUKU.- Perekonomian Maluku pada triwulan I 2017 ini mendapat angin segar. Diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 9,5 triliun. Menghitung PDRB dengan menggunakan pendekatan, nilai tambah dari kegiatan ekonomi yang dihitung dengan cara menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi seperti upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung neto.

Jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2016 secara year on year ekonomi Maluku triwulan I tahun 2017 ini tumbuh sebesar 6,19 persen. Lebih cepat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 5,57 persen.

“Triwulan pertama tahun 2017 memang lebih cepat tumbuh dibandingkan triwulan I tahun 2016,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk kepada wartawan saat realese di kantor BPS Maluku Jumat (5/5).

Dengan demikian bila dilihat dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 1,55 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen inventori sebesar 2,04 persen. Sehingga tumbuh sekitar -2,39 persen dibanding triwulan IV tahun 2016, ekonomi Maluku triwulan I tahun 2017 lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi yang dinilai cepat tersebut terjadi pada seluruh kategori. Kategori informasi dan komunikasi misalnya mengalami tertinggi sebesar 9,97 persen. Kemudian diikuti oleh kategori pertanian, kehutanan dan perikanan 8,72 persen dan kategori perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 8,29 persen.

Jika dihitung nilai barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat untuk keperluan konsumsi rumah tangga, pemerintah dan yayasan sosial. Maka dari PDRB menurut pengeluaran konsumsi rumah tangga non profit mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,93 persen. Kemudian diikuti pengeluaran pemerintah sebesar 7,07 persen dan lalu komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 5,97 persen. Penjumlahan seluruh komponen pengeluaran akhir ini disebut PDRB atas dassar harga pasar.

“Konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah memang menyumbang pengeluaran terbesar untuk PDRB,”tuntasnya. (Mg-01)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top