Dugaan Nepotisme Menguat di Seleksi PTT SBT ?

BULA, MALUKU- Aroma tak sedap menyengat dari hasil seleksi Pegawai Tidak Tetap (PTT) Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur. Sejumlah kejanggalan ditemukan. Setelah diprotes, panitia seleksi pun terbuka bahwa sebenarnya hanya 5 orang yang memperolah nilai sesuai standar. Lalu kenapa ratusan peserta lain juga diloloskan ? Dugaan praktek Nepotisme pun menguat dalam pengumuman hasil seleksi PTT itu.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur melakukan seleksi PTT. Seleksi pada beberapa bulan lalu. Seleksi yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan di Kabupaten Seram Bagian Timur itu diikuti sekitar 300 peserta. Dari jumlah ini, sebanyak 215 orang dinyatakan lolos seleksi.
Tapi, masalah muncul setelah panitia seleksi mengumumkan hasil seleksi pada Jumat, pekan kemarin. Sejumlah peserta menemukan kejanggalan dalam pengumaman tersebut. Ada nama yang tertera pada pengumuman padahal pemilik nama tidak mengukuti semua tahapan seleksi. Belum lagi, ada nama yang diganti tanpa alasan yang jelas.
Langkah protes pun dilakukan. Satu hari setelah pengumuman tersebut, sejumlah peserta yang tidak lolos mendatangi kantor Dinas Kesehatan setempat. Mereka protes dengan tegas pengumuman hasil seleksi tersebut.
Mereka meluapkan kekecewaan di hadapan Ketua Panitia Seleksi PTT , Malik Yusuf. Mereka mendesak panitia menjelaskan secara terbuka mekanisme penilaian dalam seleksi.
Setelah mendengar keluhan para peserta yang tidak lolos tersebut, Malik Yusuf lalu memberikan penjelasan. Namun penjelasannya belum memuaskan para peserta yang didampingi sejumlah pemuda yang peduli dengan masalah tersebut, lantaran penjelasan Malik Yusuf belum menjawab rasa ingin tahu mereka tentang indikator yang digunakan dalam menentukan lolosnya tidaknya peserta.
Dari mulut Malik Yusuf keluar kata-kata yang sontak mendapat reaksi dari sejumlah peserta yang hadir dalam pertemuan itu.
“Kalau kita kembali kepada hasil yang dicapai oleh peserta, itu semua di bawah 42. Itu hanya 5 orang yang lolos dengan nilai tertinggi 65,” kata Malik Yusuf.
Padahal seleksi tersebut untuk mendapatkan kurang lebih 100 tenaga kesehatan. Bila yang lolos hanya 5 orang tentu masih jauh dari target tersebut. Sementara bila dilakukan seleksi ulang, panitia terkendala anggaran. Karena itu, lanjut Malik Yusuf pihaknya mengambil langkah dengan menaikan nilai para peserta yang tidak memenuhi standar tersebut guna memenuhi jumlah yang dibutuhkan.
Penjelasan Malik Yusuf langsung ditanggapi oleh perserta yang hadir. Dengan tegas mereka menilai panitia tidak professional. Bila hanya 5 yang memenuhi standar penilaian maka panitia harus mengumumkan 5 orang. Bukan memaksakan ratusan lainnya juga lolos dengan kebijakan yang menyimpang dari prosedur seleksi. Apalagi, jumlah peserta yang lolos adalah 215. Jumlah ini melebihi target awal.
“Indikator apa yang dipakai. Apakah dari sisi politiknya, atau dari sisi kekeluargannya, Harus dijelaskan. Saya mau tanya, yang lain ini dari mana. Kalau bicara dari sisi kebijakan, bicara semua. Kalau hanya bicara beberapa orang saja, saya atas nama teman-teman merasa Dinas Kesehatan ( panitia-red) tidak adil. Kalau hanya 5 orang yang lolos, umumkan 5 orang itu saja ,” tegas Farid Suwakul, salah satu pemuda yang turut dalam pertemuan itu.
Bila panitia tidak menganulir pengumuman hasil seleksi dengan jumlah yang lolos 215 maka mereka meminta panitia menunda pemberkasan bagi peserta yang lolos tersebut hingga berbagai masalah diselesaikan.
Malik Yusuf yang terlanjur menyampaikan “rahasia” panitiai itu pun mengatakan akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Bupati Seram Bagian Timur Abdul Mukti Keliobas, kepala dinas kesehatan Abbas Rumatmerik, guna mendapatkan solusi terbaik. Dan hasilnya akan disampaikan pada Rabu, (17/5).
Di hari yang dijanjikan Malik Yusuf tersebut, para peserta kembali ke Dinas Kesehatan dengan jumlah massa yang lebih banyak.
“ Kami tidak meminta agar kami diloloskan. Kami datang untuk menuntut keadilan,” teriak salah satu orator.
Kepala Dinas Kesehatan Abas Rumatumerik keluar menemui mereka dan mengajak mereka masuk ke dalam ruang kerjanya untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Kepala Dinas Kesehatan Abas Rumatumerik berjanji akan menggelar rapat dengan panitia seleksi guna menyikapi berbagai masalah tersebut. Rumatumerik juga menegaskan pemberkasan bagi peserta yang diumumkan lolos belum dapat dilakukan.
Meski kecewa karena tidak mendapatkan jawaban yang pasti, namun peserta aksi tetap mendukung upaya pihak Dinas Kesehatan untuk menyelesaikan masalah ini. (IN-16)
