Ekonomi

“Proyek” 2017 Mandek, Penjual Batu Belah di SBT Sepi Pembeli

Bula,Maluku- Memasuki tahun 2017 menjadi tahun yang sangat berat bagi para pekerja, dan penjual batu belah yang beroperasi disekitar sungai Kali Mati, Desa Fatolo, Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT). Bagaimana tidak, sejak memasuki awal tahun 2017 hingga kini, penjualan batu sepi pembeli.

Hal ini diduga lantaran hingga saat ini belum ada proses pembangunan proyek-proyek yang dialokasikan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) SBT tahun 2017. Kondisi tersebut menyebabkan para pekerja bahan galian C ini mengeluh.

Salah satu pekerja batu belah, Nur siwasiwang saat berbincang dengan wartawan INTIM NEWS, Senin (17/4) dilokasi penambangan mengatakan, sepinya pembeli batu belah sudah berlangsung sejak 5 bulan terkahir. Padahal, ditahun sebelumnya dia bersama rekan-rekan penjual batu belah diwilayah tersebut selalu kebanjiran order. Bahkan untuk membeli 2 hingga 3 kubik batu belah, para pembeli harus memesan terlebih dahulu.

Selain itu, dalam sehari truck yang mengantre untuk membeli batu belah juga bisa mencapai 4 sampai 5 truck.
Untuk batu belah dengan ukuran 2/3 batu dijual dengan harga Rp.200 ribu sementara batu ukuran 1/2 dijual dengan harga Rp.250 ribu. Ditahun sebelumnya penjualan rata-rata bisa mencapai 10 kubik per hari.

“Sekarang pembeli paling sepi, kalau ada juga sedikit-sedikit. Dong (mereka) 2 sampai 3 bulan baru datang sekali, “ungkap Siwasiwang.

Wanita berusia 80 tahun ini mengaku, sejak pertama kali menggeluti profesi tahun 2000 silam dia tidak pernah merasakan kondisi seperti saat ini yang sangat sepi pembeli.

“Katong (kita) sejak pertama karja disini seng (tidak) pernah rasa sepi seperti begini, uang paling susah makanya orang-orang juga seng beli batu pecah, “ungkap wanita paru baya ini dengan dialek Ambon.

Batu belah atau yang sering disebut batu split adalah salah satu jenis batu metreal bangunan yang diperoleh dengan cara membelah atau memecah batu yang berukuran besar menjadi kecil-kecil. Batu split juga sering disebut dengan nama batu belah, karena disesuaikan dengan proses mendapatkannya yaitu dengan cara membelah batu. Secara umum fungsi utama batu split adalah sebagai bahan campuran utama untuk proses pengecoran bangunan rumah dan untuk pembeuatan jalan.

Tak hanya Nur Siwasiwang,  pantauan INTIM NEWS dilokasi tersebut juga terdapat puluhan pekerja batu belah yang mayoritas berusia paru baya. Salah satunya Kowak Rumbati, warga desa Fatolo ini juga mengeluh karena sepinya pembeli.
Menurut Rumbati, akibat sepinya pembeli batu belah membuat dia bersama rekan-rekannya sesama pekerja mulai mengalami kesulitan mendapatkan biaya hidup. Selain itu, harga kebutuhan bahan pokok dari hari ke hari terus mengalami kenaikan.

“Dulu pembeli banyak sampai katong harus nginap dilokasi untuk kejar cepat. Sekarang susah sekali, harga barang juga tambah naik, katong tambah susah, “ungkap wanita yang kini memiliki 8 anak tersebut.

Dia berharap bupati dan wakil bupati SBT membuka mata melihat kondisi masyarakat SBT saat ini terutama petani, nelayan dan masyarakat lain yang berprofesi seperti mereka yang dinilai mulai mengalami krisis keuangan. Apalagi tidak kurang dari 2 pekan lagi masyarakat mulai memasuki bulan puasa. (IN-17)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top