Maluku Tenggara

Lampu Sering Padam, Warga Tuding Mesin PLN Barang Bekas

TUAL,MALUKU- Masyarakat Pulau Kei Besar kian resah dengan pelayanan listrik di daerah setempat. Pelayanan listrik melalui PT. PLN Cabang Tual Rayon Elat, telah membuat rusak alat elektronik namun pihak PLN beralasan hal itu akibat masalah teknis mesin.

“Kami tidak tahan lagi, kondisi lampu padam setiap saat. Ini sudah berlangsung tahun ke tahun. Kami seperti dianak tirikan di daerah ini,” kesal Jufri, salah satu warga Elat, Kei Besar saat menghubungi INTIM NEWS via telepon selulernya,Rabu (12/4).

Menurutnya, pemadaman listrik sudah terjadi diluar batas. Kerugiaan dialami warga tidak terhitung.

 “Kami kecewa, selalu saja mesin yang bermasalah, jangan-jangan mesin yang dipakai untuk layani Kei Besar adalah mesin bekas dan tidak berkualitas,” kesalnya.

Sementara itu, mahasiswa Kei di Kota Ambon, Soejahri Namsa, juga mengeluhkan hal demikian. Kata dia, warga dari kampungnya di Uwat Kei Besar Utara Barat sering menelpon mengeluh pemadaman listrik. Padahal, warga selalu membayar tagihan listrik tepat waktu.

“Akhir-akhir ini masyarakat Kei Besar mengeluh persoalan pelayanan PLN. Pelayanan tidak normal dan sangat mengecewakan warga,” tuturnya.

Dia menilai, kondisi PLN Elat terkesan dibiarkan saja dan tidak diresponi pemerintah daerah dan DPRD setempat. Pasalnya, masalah listrik sudah dikeluhkan sejak 5 tahun terakhir ini.

“Sebagai pemuda Malra kami meminta Komisi C DPRD Malra agar serius dalam melihat persoalan pelayanan publik di Kei Besar seperti penambahan tenaga kerja di Rayon Elat dan kondisi Mesin. Pengadaan mesin karena sepertinya mesin yang dipakai adalah mesin bekas dari PLN. Cabang Tual. Apalagi pada bulan kemarin ditemukan masyarakat desa Weduar yang mendapat kecelakaan setrum, saat di jalan menuju Weduar kabel tergantung 3 meter ke bawah tanah,” paparnya.

Dia juga menduga, mesin yang kerap bermasalah karena adanya kongkalikong antara PLN dengan kontraktor pengadaan mesin. Pasalnya, mesin yang didatangkan selalu saja bermasalah.

“Kita mendapatkan laporan dari warga, kalau pengadaan mesin itu selalu ditangani kontraktor tertentu yang sepertinya sudah jadi langganan PLN. Tentu kita punya indikasi sudah ada permainan jika kontraktor tersebut sudah punya jaringan atau orang dalam di PLN sehingga walaupun mesin yang didatangkan bermasalah tapi tetap diakomodir,” ketusnya. (IN-02)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top