sejarah dan legenda

Pulau Rempah Di Maluku yang Ditukar Dengan Manhattan, Melawan Lupa !! 3,5 Abad Perjanjian Breda

INTIM NEWS – Pernahkan pembaca setia INTIM NEWS mendengar tentang perjanjian Breda? Mungkin sedikit dari pembaca yang mengetahuinya. Atau mungkin hanya sebagian kecil dari pembaca yang pernah mendengar nama perjanjian Breda.

Berikut Redaksi INTIM NEWS akan mengulas kembali perjanjian Breda, perjanjian dimana pulau kaya akan rempah di Maluku Bagian Tengah ditukar dengan Manhattan sebuah pulau megah di New York, Amerika Serikat.

Manhatan

Manhatan, New York, Amerika Serikat

Ingin tahu sejarahnya, mari kita simak, Siapa sangka satu pulau di Nusantara bernama Run pernah ditukar dengan salah satu pulau termegah di New York, Amerika Serikat. Lantas kenapa Pulau Run, bukan Banda, atau Pulau Saparua yang terkenal dengan keeksotikan dan kekayaan alamnya ?

Pulau Run, sebuah pulau kecil bertempat di Kepulauan Banda. Letaknya yang berada di daerah beriklim tropis membuat tanaman rempah-rempah tumbuh dengan subur, salah satu jenis rempah-rempah adalah tanaman pala.

Pala merupakan jenis rempah yang memiliki khasiat untuk pengobatan. Pohon pala tumbuh tinggi menjulang dihiasi bunga yang mekar menyerupai lonceng, dengan buah yang bergelantung bulat dengan daging yang tebal.

Lebih dari 3,5 Abad yang lalu, Portugis menjadi negara pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Kepulauan Banda. Namun, mereka tidak bertahan lama dan memutuskan untuk kembali setelah mendapat serangan dari penduduk setempat.

Sekitar tahun 1616, Nathaniel Courthope dari bangsa Eropa ditunjuk sebagai kapten guna melakukan perjalanan menuju pulau Run. Pulau Run merupakan satu-satunya pulau yang berada di luar kekuasaan Belanda. Pada masanya, Courthtope berhasil menjalin hubungan baik dengan penduduk pribumi. Mereka pun bekerjasama untuk melawan kekuasaan Belanda.

Penduduk pribumi yang merasa berhutang budi pada Courthope, memberi imbalan dengan menyerahkan pulau Run kepada kerajaan Inggris untuk selamanya. Selain itu penduduk pribumi juga menyatakan bahwa pala dan bunga lawang hanya mereka jual kepada bangsa Inggris.

“Pahlawan” yang dielukan oleh penduduk pribumi menginjakan kakinya dan berbaur dengan masyarakat setempat kurang lebih empat tahun lamanya. Courthtope m

pulau-run

Pulau-Run, Kec.Banda,Kab.Maluku Tengah

enjadi pemimpin di pulau Run, dan selama masa kepemimpinannya ia berhasil mensejahterakan penduduk pribumi. Mereka tidak lagi kesulitan mendapatkan sumber makanan dan air untuk mencukupi kebutuhannya.

Saat kepemimpinnya masyarakat Banda Besar pun melakukan perlawanan terhadap Belanda, mengambil kesempatan itu, Ia pun berkunjung ke Banda Besar untuk memberi dukungan kepada warga pribumi. Namun nahas di tengah perjalanan terjadi peperangan antara Courthtope dengan Belanda yang membuat dirinya tutup usia.

Perang antar Inggris dan Belanda pun terus berkecamuk hingga kedua belah pihak mengangkat bendera putih dan menandatangani perjanjian damai bersyarat di kota Breda, Netherland, yang kemudian dikenal sebagai perjanjian ‘Treaty of Breda’ pada tanggal 31 Juli 1667.

’Treaty of Breda’ menghasilkan point penting yang memuat pernyataan di antaranya bahwa kerajaan Inggris harus angkat kaki dari pulau Run dan sebagai gantinya Belanda menyerahkan pulau Manhattan yang menjadi koloninya kepada Inggris.

Saat ini Pulau Run masih menyimpan jejak sejarah kejayaannya, dengan dicakupi kearifan lokal setempat. Berbeda dengan Manhattan, yang kini menjadi pusat perdagangan kecil yang semakin berkembang dalam sejarah. Sekarang ini pulau itu menjadi sebuah kota terbesar di Amerika Utara yang bernama New York. Kini Pulau Run dan Manhattan, adalah dua pulau berbeda benua yang menyimpan sejarah untuk dibuka kembali oleh generasi penerus. (**)

Diolah dari berbagai sumber

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top