Pemberontak Suriah rebut bandara dekat Raqqah dari ISIS

SURIAH – Para pemberontak Suriah dukungan AS mengatakan mereka telah merebut sepenuhnya pangkalan udara kunci yang sebelumnya dikuasai oleh kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS di dekat Raqqah.
Pengambilalihan ini dipandang sebagai langkah penting dalam perjuangan untuk mengusir para jihadis keluar dari kota Raqqah yang telah mereka nyatakan sebagai ibukota mereka.Namun, kelompok-kelompok HAM menyatakan keprihatinan atas risiko keamanan yang dihadapi warga yang masih tinggal di daerah itu.
Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris mengatakan serangan udara koalisi telah menewaskan sedikitnya 89 warga sipil selama seminggu terakhir.
Jihan Sheikh Ahmed, juru bicara operasi merebut Raqqah mengumumkan perkembangan terakhir di sebuah tempat di pinggiran kota yang disebut sebagai ibukota ISIS itu.
Sebelumnya, muncul kecemasan tentang akan terjadinya banjir besar setelah ISIS memperingatkan bahwa bendungan Tabqa di sekitar kawasan itu bisa jebol. Namun, bendungan itu ternyata utuh.
Koalisi pimpinan AS membantah tudingan ISIS bahwa mereka menyasar bendungan itu dengan serangan udara, yang akan sangat membahayakan.
“Bendungan tidak mengalami kerusakan struktural dan koalisi berusaha untuk menjaga integritas dari bendungan sebagai sumber daya penting untuk rakyat Suriah,” kata juru bicara koalisi seperti dikutip BBC.
Pangkalan udara Tabqa direbut oleh militan ISIS pada tahun 2014 dari tentara Suriah. Dan para jihadis kemudian melakukan eksekusi massal terhadap tentara yang ditangkap.
Pasukan pemberontak Suriah duykungan AS, SDF, disebutkan sudah melaju sebanjang sungai Eufrat, menuju Raqqah.
Pengambil-alihan bandara oleh pemberontak merupakan bagian dari serangan yang ditujukan untuk juga mengambil alih bendungan – yang terbesar di Suriah – serta kota Tabqa, sebelum merebut Raqqah.
Pada hari Minggu (26/3) muncul laporan yang simpang siur tentang kerusakan bendungan – terletak di hulu sungai Efrat sekitar 40 kilometer dari Raqqa – sehingga banyak warga sipil dilaporkan melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi
Meskipun saluran media ISIS memperingatkan bendungan bisa meledak, kelompok militan itu kemudian dilaporkan mengirim mobil yang dilengkapi pengeras suara ke antero Raqqah , memberitahu warga bahwa bendungan utuh dan mereka tidak perlu mengungsi.
Selain kepentingan strategisnya dalam memasok listrikm bendungan ini diyakini digunakan sebagai markas besar ISIS, dan dari sana para pemimpin ISIS merancang dan melancarakan berbagai serangan di luar Suriah. (IN/BBC)
