Seram Bagian Timur

Pembangunan dermaga penyeberangan Kesui-SBT mangkrak?

Ilustrasi

BULA,MALUKU- Proyek pembangunan dermaga penyeberangan ferry Kesui di Pulau Kesui, Kecamatan Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) mangkrak.

Alasan terhentinya pekerjaan proyek yang berlokasi di Desa Kurwara, pulau Kesui itu tidak jelas. Perusahaan yang menangani pekerjaan proyek tersebut hingga kini belum memberikan alasan yang jelas. Hal itu menyebabkan masyarakat setempat merasa kecewa dengan pihak perusahaan yang dianggap tertutup.  Selain dianggap merugikan keuangan Negara, tanah yang dihibahkan untuk pembangunan dermaga dianggap sia-sia, lantaran dermaga tersebut belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Salah satu masyarakat desa Kurwara, Baharudin Kelilauw, kepada INTIM NEWS Maluku di Bula mengatakan, pihaknya merasa kecewa dengan sikap perusahaan yang tak menginformasikan perkembangan proyek itu kepada masyarakat terutama kepada masyarakat setempat yang turut bekerja pada proyek tersebut.

“Yang kami minta perusahaan memberikan alasan yang jelas kenapa sampai proyek itu terhenti. Apakah karna anggaran tidak ada atau ada kebijakan lain, “tanya dia.

Padahal menurut dia, Proyek pembangunan dermaga penyeberangan Kesui sudah dimulai sejak tahun 2014 lalu bersamaan dengan pembangunan dermaga penyeberangan Pulau Teor dan dermaga penyeberangan Pulau Gorom. Kini kedua dermaga tersebut telah selesai dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Teor dan Gorom sudah selesai kok Kesui belum padahal anggarannya keluar sama-sama, “ungkapnya.

Dia meminta DPRD Maluku memanggil Dinas Perhubungan Maluku untuk mempertanyakan persoalaan tersebut. Sebab diduga anggaran pembangunan proyek tersebut telah habis sehingga pekerjaan tidak dapat dilanjutkan.

“Katong (kami) dapat info dari salah seorang pekerja kalau dana untuk proyek itu sudah selesai dicairkan, “katanya.

Kata dia, pihak perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut juga meninggalkan banyak persoalaan. Salah satunya yakni janji untuk pembersihan pemukiman di Desa Kurwara dan pembuatan lapangan sepak bola yang hingga kini belum belum dikerjakan. Janji tersebut merupakan kompensasi dari tanah dan pasir yang diambil secara gratis untuk timbunan dan pekerjaan dermaga.

Selain itu, perusahaan juga diduga meninggalkan piutang pada beberapa pengusaha lokal disana. Olehnya itu, masyarakat yang merasa dirugakan, menyita 300 sak semen dan meubeler kantor milik perusahan. Tak hanya itu, upah kerja para pekerja lokal disana juga belum dibayarkan.

“Kemarin-kemarin ada yang datang sita Semen dan Kursi kantor katanya untuk bayar utang. Orang-orang disana yang bantu kerja belum dibayar. Kemana anggaran miliran rupiah “ungkapnya.

Dari data yang dihimpun media ini dari laman LPSE Kemenhub, pembangunan dermaga penyeberangan Kesui menggunakan alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hingga kini total alokasi anggaran yang digunakan untuk proyek tersebut telah mencapai Rp. 50 Miliar. Dengan rincian, Pada tahun 2014 alokasi anggaran sebesar Rp. 3,9 miliar dikerjakan oleh PT. Mitra Citra Bersama. Lalu pada tahun 2015 alokasikan anngaran Rp. 19 miliar dan dikerjakan oleh perusahaan yang sama. Pada APBN perubahan tahun 2015 Keemenhub kembali mengalokasikan anggaran Rp. 24,375 miliar dan kembalikan dimenangkan oleh PT. Mitra Citra Bersama. Sementara pada tahun 2016 alokasi anggaran Rp. 3 miliar dan lelang pejerjaan tersebut menangkan oleh PT. Indonesia Permai. (IN-16)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top