Hukum & Kriminal

Oknum Disnakertrans “Preman” Dipolisikan

AMBON,MALUKU- Kordinator Wilayah Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSBSI) Provinsi Maluku Yeheskel Haurissa akhirnya melaporkan dua oknum ASN Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Maluku ke Polisi.

Dua oknum ASN yang dilapor itu, tidak diketahui namanya, tapi Haurissa mengaku masih ingat wajah mereka. “Jadi biar saja, Polres Pp Ambon yang usut. Nama mereka beta tidak tahu, tapi sangat kenal wajah mereka,” kata aktivis yang kerap membela para karyawan/buruh di Maluku itu.

Dalam laporan tertanggal 19 Maret 2017, Haurissa mengungkapkan, kronologis kasus ‘pengeroyokan oleh dua oknum pegawai dinas tersebut terhadap dirinya. Pada 15 Maret 2017 lalu, sekitar pukul 15.00-17.00 Wit, dengan TKP pada kantor Disnakertrans Provinsi Maluku.

Kejadian itu berawal saat melakukan mediasi atas masalah eks karyawan UD Gema Rejeki Yohanes Pattinasarany, tiba-tiba wakil UD Gema Rejeki minta rapat dihentikan. Padahal rapat tripartit yang dihadiri tiga mediator dari dinas itu masih harus berjalan.

“Tapi beta yang merupakan pendamping dari pelapor keberatan. Beta minta perundingan tetap dilanjutkan, nah persoalan mulai dari situ,” terang Yeheskel Haurissa, Selasa (21/3) ditemui di kantor Pengadilan Negeri Ambon.

Ketika permintaan supaya perundingan tetap diteruskan wakil UD Gema Rejeki tetap menolak. Akhirnya dengan suara lebih keras Haurissa meminta mediasi tersebut dilanjutkan. Mungkin karena mendengar suara yang tinggi, keluar dari ruang rapat mediasi, puluhan pegawai dinas berdatangan.
Tapi diantara pegawai yang jumlahnya sekitar 20 orang lebih itu, terlihat dua oknum pegawai yang mengamuk.

“Dan mau serang beta. Untung saja, dihalang-halangi oleh kabid Hubungan Industrial Pak Junaris dan sekretaris Disnakertrans Maluku, Pa Mon Marlissa,” terang Yeheskel Haurissa.

Tapi lanjut Haurissa, karena tenaga dua oknum pegawai itu jauh lebih kuat daripada Kabid Junaris dan Sekretaris Dinas Mon Nendissa, dua pejabat tersebut tak mampu menghalangi amukan dua oknum pegawai tersebut.

“Untung saja, serangan mereka dihalang-halangi oleh saudara Yohanes Pattinasarany yang saat itu ada di samping saya,” katanya.

Haurissa melanjutkan, kejadian tersebut mengakibatkan kekuatiran pada dirinya. Diakui pihaknya masih takut ke kantor Disnakertrans Maluku. Padahal, sejumlah kasus perburuhan harus ditindaklanjuti bersama instansi tersebut. “Bahkan saya trauma dengan kejadian yang menimpa saya itu,” tulis Yeheskel Haurissa dalam laporannya ke Polres Pulau Ambon itu. (IN-07)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top