Kota Ambon

Soal Partisipasi Pemilih, Pilkada Ambon Dibawah Target Nasional

Ilustrasi Pilkada 2017

AMBON,MALUKU – Tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak jilid II 2017, menurun. Dimana untuk kota Ambon, hanya mencapai 65,1 persen dibandingkan target nasional sebanyak 70 persen. Sementara untuk 4 kabupaten lainnya diprediksikan di kisaran 60-70 persen. Demikian disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku Musa Latua Toekan, ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (20/2).

“Untuk partisipasi pemilih di 5 kabupaten/kota sesuai pengamatan KPU, karen ketatnya regulasi. Dimana para pemilih harus ada dalam DPT, dan tidak terdaftar akan menggunakan eKTP. Faktanya, banyak pemilih yang tidak memiliki eKTP dan harus menggunakan surat keterangan (suket) dari Disdukcapil. Sehingga pemilih mau mengurus suket, pasti merasa kesulitan. Makanya tingkat partisipasi pemilih rendah,” tandas Toekan.

Dijelaskan, sosialisasi KPU sudah dilakukan semaksimal mungkin sebelum Pilkada serentak 15 Februari 2017. Akan tetapi, peran pasangan calon di masing-masing kabupaten/kota dalam menawarkan program serta visi misi kurang mencapai target untuk mendatangkan para pemilih ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mencoblos.

“Dari pasangan calon dianggap tidak menarik pemilih ketika menawarkan program serta visi misi. Sehingga banyak para pemilih yang tidak datang mencblos. Dan sampai hari ini, baru kota Ambon yang selesai rekapitulasi di tingkat kecamatan. Sehingga diketahui tingkat partisipasi pemilih yang melakukan pencoblosan hanya 65,1 persen. Dan 4 kabupaten lainnya, diprediksikan sekitar 60-70 persen,” terang Toekan.

Menurutnya, selain ketatnya regulasi, adapun berbagai faktor yang membuat tingkat partisipasi pemilih menurun. Diantaranya, kesibukan tersendiri dari para pemilih serta sikap malas dari para pemilih itu sendiri. Sehingga tidak ingin datang untuk menggunakan hak politiknya pada Pilkada serentak.

Karena dalam pantauan KPU, lanjut Toekan, dalam proses pemilihan suara yang berlangsung sejak pukul 07.00 Wit sampai 10.00 Wit, belum mencapai 50 persen tingkat partisipasi pemilih. Namun target 50 persen baru tercapai ketika memasuki pukul 11.00-12.00 Wit.

“Mungkin faktornya karena ketatnya regulasi terkait penggunaan hak pilih. Disamping itu, hukuman dari pihak penyelenggara dalam UU nomor 10 tahun 2015, dimana penyelenggara tidak neko-neko karena ada sanksi. Dan pemilih yang menggunakan hak pilih lebih dari 1 kali di TPS bersangkutan atau yang lain,” pungkasnya.

Disinggung soal partisipasi pemilih pada pilkada sebelumnya, Toekan mengaku, untuk Pilkada kota Ambon yang berlangsung pada 2011 juga menurun drastis dari Pilkada kali ini. Akan tetapi, salah satu faktor partisipasi pemilih rendah akibat cuaca di kota Ambon yang tidak bersahabat.

“Jika dibandingkan dengan Pilkada 2011, tingkat paritispasi pemilih di kota Ambon mencapai 50 persen lebih. Hal itu karena faktor cuaca yakni musim penghujan. Dan ada beberapa kabupaten lainnya seperti SBT, Aru, Bursel dan Maluku Barat Daya yang mencapai 67 persen lebih tingkat partisipasi pemilih,” pungkasnya. (IN-04)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top