Maluku

Atlet Difabel Tuntut Konsistensi Pemprov Maluku

Gloria Hehakaya (Kiri) Peraih medali perunggu dari cabang tenis meja pada Pekan Paralimpiade Nasional XV/2016 di Bandung, Jawa Barat

AMBON,MALUKU- Atlet Difabel yang mengharumkan nama Maluku pada Pekan Paralimpiade Nasional XV/2016 di Bandung, Jawa Barat, dari tanggal 15 sampai 24 Oktober 2016 lalu, menyisakan tanda tanya di pikirian para atletnya.

Kendatipun membawa harum nama Maluku dan pulang dengan 19 medali , 9 Emas, 4 Perak dan 6 Perunggu dan mendapat peringkat 14 besar dari 36 daerah peserta, namun para atlet difabel merasa tak diperhatikan Pemerintah setempat.

“Pemerintah Maluku tidak peduli dengan nasib kami atlet difabel Maluku,bonus kami di potong habis- habisan. Padahal atlet normal harus disamakan dengan difabel tidak boleh dibedakan,” Kata Erens Sabandar, atlet Difabel Maluku salah satu  peraih 3 medali emas pada cabor Atletik di Pekan Paralimpiade Nasional XV/2016 di Bandung, Jawa Barat.

Erens Sabandar (Tengah) Peraih 3 Medali Emas pada Cabor Atletik di Pekan Paralimpiade Nasional XV/2016 di Bandung, Jawa Barat.

Diungkapkannya, pihaknya berulang kali diperlakukan tak adil oleh Pemerintah Provinsi Maluku, dan merasa dibohongi oleh pemerintah setempat.

“Kita merasa dibohongi. Dulu tahun 2012 kita dijanjikan 100 juta per medali emas,nyatanya di bayar 50 juta per medali emas, itu pun kami demo di kantor gubenur,tuntut hak kami baru dapat. Peristiwa 2012 terulang lagi sekarang. kami pulang dengan 9 emas dari Jawa Barat, tapi bonus kami hanya segitu. Dulu pertemuan dengan Wakil Gubenur Maluku, beliau janjikan bonus kami akan dinaikkan, “ ungkapnya.

Ditambahkannya, bonus yang diperuntukan bagi para atlet difabel berprestasi dipangkas hingga setengah dari anggaran yang dijanjikan, dengan alasan banyaknya kegiatan nasional di daerah bertajuk Al Mulk ini.

Dia bahkan berujar, dalam waktu dekat para atlet difabel akan melakukan aksi demonstrasi di Kantor Gubernur Maluku, guna meminta janji Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku.

“Intinya kami merasa didiskriminasi. Diperlakukan tidak adil. Tidak adanya konsistensi dari Pemerintah Provinsi Maluku telah menggores hati kami para atlet difabel Maluku, “ tutupnya. (IN-01)

Print Friendly, PDF & Email
Comments
To Top