SULI,MALUKU – Media Update yang dipaparkan oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perwakilan Provinsi Maluku Bambang Hermanto,disebutkan,penyaluran kredit di Provinsi Maluku masih menunjukan pertumbuhan positif,pada bulan September (Triwulan III) 2018,dengan pencapaian peningkatan sebesar 11,75 persen atau senilai Rp 1,27 Triliun year on year (yoy), dari Rp 10,83 Triliun pada September 2018.
Diketahui jelas Bambang,pertumbuhan tersebut,melambat dibandingkan posisi triwulan II tahun 2018 yang tercatat sebesar 12,58 persen (yoy).Olehnya itu,sektor penyaluran kredit yang melambat pada triwulan III tahun 2018 secara yoy,teruatama pada sektor konsumtif yaitu,sektor Bukan Lapangan Usaha Lainnya dari sebesar Rp 341,51 Miliar atau setara 11,12 persen pada triwulan II tahun 2018 ,menjadi sebesar Rp 336,37 Miliar atau setara 10,65 persen pada triwulan III tahun 2018,diikuti sector Rumah Tangga –Untuk Pemilikan Rumah Tinggal dari sebesar Rp 165,51 Miliar atau setara 3,84 persen menjadi sebesar Rp 118,86 Miliar atau setara 16,61 persen dan sector Rumah Tangga-Untuk Pemilikan Kendaraan Bermotor dari sebesar 21,91 Miliar atau setara 42,23 persen menajdi sebesar Rp 17,88 Miliar atau dalam persentase 33,7 persen.
“Meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan di triwulan III 2018 (yoy),kinerja penyaluran kredit perbankan di provinsi Maluku,diproyeksikan membaik dan tumbuh lebih tinggi (yoy) pada triwulan IV tahun 2018.Hal ini diyakini karena,secara umum perbankan di Maluku mempunyai likuiditas yang baik dan ruang yang cukup untuk melanjutkan ekspansi kredit pada triwulan IV tahun 2018,yang ditandai dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 87,44 persen pada triwulan III tahun 2018,”ungkapnya,Jumat (23/11/2018) di The Natsepa Resort and Conference yang terletak di Negeri Suli,Kecamatan Salahutu,Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) .
Menurutnya, melambatnya penyaluran kredit pada triwulan III pada sektor konsumtif yakni sector Bukan Lapangan Usaha Lainnya yang lebih spesifik kredit Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai swasta.
“Lebih spesifik lambatnya pertumbuhan kredit terutama kredit kepada ASN dan pegawai swasta,itu biasanya terbesar.Selain itu ,juga sektor rumah tangga untuk pemilikan peralatan lainnya.Namun,biasanya pertumbuhan yang lambat ini sifatnya musiman.Nanti ,pada momen-momen hari raya cenderung naik lagi.Misalnya,Lebaran atau akhir tahun cederung naik,”akuinya.
Sementara itu,sector produktif terus menunjukan trend positif yang tercermin dari sector perdagangan besar dan eceran yang meningkat sebesar Rp 83,21 Miliar atau 3,61 persen (yoy) dan sector penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan minuman sebesar Rp 93,46 Miliar atau setara 54,08 persen (yoy).
“Hingga triwulan III 2018,kredit konsumtif masih dominan dalam penyaluran kredit di Maluku,terlihat dari komposisi portofolio penyaluran kredit per sector yang masih di dominasi oleh sector Rumah Tangga-Kredit konsumtif yang mencapai 68,22 persen.Sedangkan sector perdagangan besar dan eceran serta sector konstruksi mengikuti di posisi selanjutnya dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 19,74 persen dan 2,95 persen dari total kredit,”tambahnya,disela-sela Journalist Class 2018 yang diperuntukan kepada para awak media di Maluku yang sering menulis berita-berita seputaran perkembangan ekonomi di Maluku. (IN06)
